Literasi Informasi
Literasi Informasi
Dibuat pada: Minggu, 26 November 2023 07.43 WIB
Author: Chrisna Adhi Pranoto
Literasi Informasi
Literasi Informasi merupakan satu set keterampilan belajar yang mampu menciptakan individu menjadi individu pembelajar mandiri dan jangka panjang (lifelong learning), serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Literasi informasi merupakan lintas disiplin. Tidak hanya mengikat satu disiplin ilmu tetapi lintas disiplin ilmu. Semua disiplin ilmu harus menguasai literasi informasi untuk mengembangkan kemampuan belajar efektifnya (Wina Erwina dan Yulianti, 2020).
Universitas Padjadjaran menggunakan model literasi informasi sendiri, yaitu Model Literasi Informasi Ilmiah dan Pengetahuan Lokal. Model literasi ini memiliki kekhasan yang terletak pada unsur budaya lokal (Sunda), untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa dari luar daerah tentang budaya Sunda, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan baik selama kuliah di Unpad.
Model Literasi Informasi Ilmiah dan Pengetahuan Lokal (Erwina, 2012 Kompilasi Yulianti Based on Model BIG6, ALA, 7 langkah KM, SCONUL):
-
Mengidentifikasi kebutuhan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Mengetahui dan memahami sumber informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Menelusuri informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Memahami dan menggunakan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Mempresentasikan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Mengevaluasi informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
-
Mengidentifikasi kebutuhan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Identifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan menguraikan cara untuk menemukan ide, topik, dan permasalahan, dengan cara mengajukan pertanyaan, brainstorming, dan mind map.
-
Mengajukan pertanyaan dapat menggunakan 5W+1H, yaitu What, When, Where, Who, Why, dan How.
-
Brainstorming merupakan salah satu teknik untuk mencari solusi masalah atau menemukan ide secara kreatif dan spontan (Wina Erwina dan Yulianti, 2020).
-
Mind Map (Pemetaan Pikiran) merupakan salah satu teknik untuk menemukan dan mengumpulkan ide atau penyelesaian masalah secara kreatif dengan menguraikan pikiran utama dan hal yang berhubungan dengan topik tersebut (Wina Erwina dan Yulianti, 2020). Menurut Buzan (2011), langkah-langkah membuat mind map adalah sebagai berikut:
-
Mulailah dari tengah kertas. Dengan memulai dari tengah, akan memberi otak lebih banyak kebebasan untuk berekspresi.
-
Untuk ide/pikiran utama, kamu dapat menggunakan gambar dan foto. Gambar atau foto memiliki imajinasi yang lebih besar daripada huruf. Kita akan merasa lebih tertarik untuk melihat tampilan peta pikiran, yang akan membuat kita lebih fokus, konsentrasi, dan bersemangat.
-
Gunakan warna pada mind map secara keseluruhan. Warna akan membuat tampilan lebih menarik, membuat kamu lebih kreatif, dan membuatnya menyenangkan.
-
Hubungkan cabang-cabang pemikiran utama ke gagasan utama sebelumnya. Kemudian, hubungkan cabang pemikiran kedua ke cabang pemikiran utama, cabang pemikiran ketiga ke cabang pemikiran kedua, dan seterusnya. Tampilan mind map akan lebih mudah diingat dan dipahami jika setiap pemikiran saling berhubungan.
-
Cabang harus ditulis dengan melengkung daripada lurus karena garis lurus akan membosankan otak kita.
-
Gunakan satu kata kunci per cabang pemikiran.
-
Gunakan gambar atau foto di seluruh tampilan mind map. Gambar di setiap cabang pemikiran, seperti gambar di topik utama, akan memberikan penjelasan yang kuat dan membuat tampilan lebih menarik. 10 foto setara dengan 10.000 kata.
-
Mengetahui dan memahami sumber informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Sumber informasi terbagi menjadi sumber informasi cetak dan non cetak (seperti audio visual, dokumen digital, artefak, dan sumber langsung). Sumber informasi dapat ditemukan di perpustakaan maupun internet. Kamu dapat menemukan sumber informasi yang diinginkan di perpustakaan yang ada di universitas, sekolah, maupun lingkungan daerahmu. Kamu juga dapat menemukan informasi melalui internet dengan menggunakan search engine (mesin pencari) maupun website tertentu dari suatu lembaga (seperti website repository universitas). Universitas Padjadjaran sendiri memiliki 16 fakultas yang semuanya memiliki perpustakaan sendiri, dan beberapa fakultas memiliki alamat website perpustakaan sendiri.
-
Menelusuri informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Penelusuran informasi cetak dapat dilakukan dengan datang langsung ke toko buku/perpustakaan dengan bertanya pada penjaga/pustakawan, atau mencari informasi tersebut sendiri menggunakan katalog cetak/katalog digital perpustakaan (OPAC). Sedangkan penelusuran informasi non cetak dapat dilakukan dengan menggunakan search engine (mesin pencari), seperti Google, Yahoo, Askjeeves/Ask.com, Alltheweb, Altavista, DuckDuckgo, Dogpile, Bing, Scopus, Google Scholar, website repository digital, dan lainnya. Dalam melakukan pencarian melalui internet/mesin pencari, kita perlu mengetahui macam-macam domain dan jenis-jenis dokumen/file. Blog dan Wiki tidak disarankan untuk digunakan sebagai sumber dalam penulisan ilmiah, karena blog merupakan pemikiran pribadi sedangkan wiki dapat diisi dan diedit siapa saja, sehingga tidak terjamin keakuratannya (Wina Erwina dan Yulianti, 2020).
Macam-macam domain:
-
.edu – lembaga pendidikan
-
.gov – lembaga pemerintah
-
.com – lembaga komersial
-
.net – internet service provider (penyedia layanan internet)
-
.org – organisasi (non komersial)
-
.biz : untuk keperluan bisnis
-
.name : untuk keperluan website pribadi
-
.pro : untuk keperluan profesional
Jenis-jenis dokumen/file:
-
.htm atau .html, dapat dibaca dengan internet browser apa saja dan dapat
-
dicetak.
-
.txt, teks biasa, tidak ada gambar, dapat dicetak.
-
.doc, dokumen microsoft word
-
.pdf, singkatan dari portable Document Format. Untuk membacanya diperlukan Adobe Reader.
-
.ppt, .pps, File presentasi program powerpoint
-
.jpg, .tif, File gambar
-
.gif file, gambar atau animasi
-
.wav, .mp3, .wmv, 3 macam file suara
-
.mpeg, .mov, file video yg dapat diunduh, biasanya ukuran byte nya besar.
-
.rm, .ram, .wmv, streaming video, dapat ditonton sambil diunduh.
-
.exe, aplikasi program.
Untuk memudahkan proses pencarian dan penelusuran informasi melalui internet, terdapat beberapa strategi penelusuran informasi yang dapat dilakukan, yaitu: menggunakan kata kunci, penggunaan tanda (“), menggunakan pemotongan kata/penggunaan akar kata, menggunakan teknik Boolean Operator, dan lainnya.
Kata Kunci
Mencari informasi dengan menggunakan satu kata atau penggabungan antara kata dari topik yang akan dicari. Contoh: Klasifikasi (kata kunci), Organisasi informasi (kata kunci/judul),
Tanda “...”
Tanda ini digunakan untuk mencari sumber informasi yang mengandung frasa (Wina Erwina dan Yulianti, 2020). Contoh: “ilmu perpustakaan”, “filsafat perpustakaan”, “organisasi informasi”
Pemotongan Kata
Teknik ini dilakukan dengan melakukan pencarian informasi dengan menggunakan kata dasar yang sama untuk mendapat informasi dengan seluruh bentuk kata yang berbeda-beda tetapi mengandung kata dasar yang sama. Penelusuran ini menggunakan simbol. Contoh: Manag*, digunakan untuk mendapatkan sumber informasi yang mengandung kata manag seperti management, managed, manager, managing, dll.
Boolean Operator
Teknik ini menggunakan kata AND, OR dan NOT.
Kata AND untuk mencari dan menemukan dokumen/sumber informasi yang mengandung dua kata atau lebih, contoh: Sekolah AND Bandung.
Kata OR untuk mencari dan menemukan dokumen/sumber informasi yang mengandung salah satu istilah yang diperlukan, biasanya digunakan untuk sinonim, contoh: Siswa OR Pelajar.
Kata NOT untuk mencari dan menemukan dokumen/sumber informasi yang mengandung suatu kata, tetapi tidak mengandung kata lainnya, kata ini digunakan untuk membatasi informasi yang ditelusuri, contoh: Riau NOT Pekanbaru.
-
Memahami dan menggunakan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Setelah melakukan pencarian dan penelusuran informasi, kita akan memperoleh informasi yang diinginkan. Ketika kita akan menggunakan informasi tersebut, kita perlu mengetahui jenis bentuk tulisan tersebut, cara mengutip tulisan orang lain tersebut dalam tulisan kita, dan cara memparafrase/menuliskan kembali gagasan/ide/kalimat/pernyataan dari tulisan orang lain tersebut ke dalam tulisan kita dengan kalimat baru tanpa mengubah makna dari tulisan tersebut menggunakan kata-kata kita sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari plagiat dan menghargai penulis tersebut. Secara garis besar, Charles Lipson (2006) dalam tulisan Wina Erwina dan Yulianti (2012) mengatakan ada 3 jenis sitasi berdasarkan bidang ilmunya, yaitu:
-
Chicago (atau Turabian), digunakan dalam banyak bidang/umum. Contoh: Rodin, Rhoni. Dasar-Dasar Organisasi Informasi: Teori dan Praktik Pengorganisasian Dokumen Perpustakaan dan Informasi. Lembaga Chakra Brahmana Lentera, 2021.
-
MLA, digunakan dalam bidang humaniora. Contoh: Rodin, Rhoni. Dasar-Dasar Organisasi Informasi: Teori dan Praktik Pengorganisasian Dokumen Perpustakaan dan Informasi. Lembaga Chakra Brahmana Lentera, 2021.
-
APA, digunakan dalam ilmu sosial, pendidikan, bisnis. Contoh: Rodin, R. (2021). Dasar-Dasar Organisasi Informasi: Teori dan Praktik Pengorganisasian Dokumen Perpustakaan dan Informasi. Lembaga Chakra Brahmana Lentera.
Terdapat tools untuk memudahkan dalam membuat sitasi atau daftar pustaka yang bernama Mendeley. Untuk informasi lebih lanjut:
https://www.mendeley.com/?interaction_required=true
-
Mempresentasikan informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Mempresentasikan informasi adalah tahap dimana seseorang tersebut telah menyelesaikan proses pencarian, penelusuran dan pengorganisasian informasi yang diperolehnya, lalu ia akan merepresentasikan/mengkomunikasikan kembali informasi yang telah diperolehnya (Wina Erwina dan Yulianti, 2020). Presentasi informasi dapat melalui berbagai bentuk dan media seperti word, powerpoint, canva, infografis, video, dan lainnya.
-
Mengevaluasi informasi ilmiah dan pengetahuan lokal
Setelah melalui seluruh tahap, seseorang akan melakukan tahap terakhir, yaitu evaluasi informasi, dimana seseorang mengulas kembali informasi dan melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh proses yang telah dilakukan sebelumnya.
Penulis :