Koleksi Repository Universitas Padjadjaran
Belum Login
untuk dapat mengakses full silahkan login menggunakan Email Unpad!
KARAKTERISTIK BATUAN INDUK DAN KORELASI MINYAK BUMI TERHADAP BATUAN IN...
Perpustakaan Universitas Padjadjaran
Kata Kunci
Cekungan Natuna Barat, Geokimia, Batuan Induk, Biomarker, Organofasies, Korelasi, Petroleum System
KARAKTERISTIK BATUAN INDUK DAN KORELASI MINYAK BUMI TERHADAP BATUAN INDUK BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA HIDROKARBON PADA SUMUR PN 1, GA 1, DAN GP 2, NATUNA SEA BLOCK A, CEKUNGAN NATUNA BARAT
Belum ada Data - 270110190007
Fakultas Teknik Geologi
Abstrak:
Penelitian berlokasi di Natuna Sea Block ‘A’, Cekungan Natuna Barat pada Sumur PN – 1, GA – 1, dan GP – 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristrik geokimia batuan induk seperti kualitas, kuantitas, kematangan material organik pada setiap formasi dengan metode pirolisis Rock – Eval, TOC, dan reflektansi vitrinit. Analisis biomarker menggunakan parameter normal alkana, isoprenoid, sterana, dan triterpana untuk menentukan tingkat kematangan dan organofasies sehingga dapat mengkorelasikan minyak bumi dan batuan induk. Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa formasi yang masuk ke dalam kategori batuan induk efektif (Waples , 1985) yaitu batuan induk yang telah menghasilkan hidrokarbon dengan kuantitas (TOC > 1 % wt) dan sudah matang (Tmax > 435 ̊ C dan > 0.6 % Ro) pada sumur PN – 1 dan GA – 1 adalah Formasi Middle Arang dan Upper Gabus. Untuk sumur GP – 2 adalah Formasi Middle Arang, Barat, dan Upper Gabus. Hasil analisis biomarker pada minyak bumi dan batuan induk menunjukkan bahwa sampel minyak bumi GA – 1 (DST – 2) dan GP – 2 (DST – 2) berkorelasi positif dengan sampel batuan induk GP – 2 (8448 ft) Formasi Upper Gabus yang diendapkan di lingkungan transisi (fluvio deltaic) kondisi suboksik dengan tingakat kematangan peak – late mature. Sampel minyak bumi PN – 1 (DST – 2B) yang berkorelasi negatif dengan seluruh sampel batuan induk terindikasi berasal dari lingkungan terrestrial kondisi oksik dengan tingkat kematangan immature – early mature mengindikasikan sampel berasal dari batuan induk berbeda yang memungkinan eksplorasi yang baru dalam daerah penelitian.
Berkas
Nama Berkas | Akses Berkas |
---|---|
Cover | Download |
Abstrak | Download |
Daftar Isi | Download |
Bab 1 | Download |
Bab 2 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 3 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 4 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 5 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 6 | File tidak tersedia |
Lampiran | Anda tidak memiliki Akses |
Daftar Pustaka | Download |
Full Text | File tidak tersedia |
Metadata
KARAKTERISTIK BATUAN INDUK DAN KORELASI MINYAK BUMI TERHADAP BATUAN INDUK BERDASARKAN ANALISIS GEOKIMIA HIDROKARBON PADA SUMUR PN 1, GA 1, DAN GP 2, NATUNA SEA BLOCK A, CEKUNGAN NATUNA BARAT
Penelitian berlokasi di Natuna Sea Block ‘A’, Cekungan Natuna Barat pada Sumur PN – 1, GA – 1, dan GP – 2. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristrik geokimia batuan induk seperti kualitas, kuantitas, kematangan material organik pada setiap formasi dengan metode pirolisis Rock – Eval, TOC, dan reflektansi vitrinit. Analisis biomarker menggunakan parameter normal alkana, isoprenoid, sterana, dan triterpana untuk menentukan tingkat kematangan dan organofasies sehingga dapat mengkorelasikan minyak bumi dan batuan induk. Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa formasi yang masuk ke dalam kategori batuan induk efektif (Waples , 1985) yaitu batuan induk yang telah menghasilkan hidrokarbon dengan kuantitas (TOC > 1 % wt) dan sudah matang (Tmax > 435 ̊ C dan > 0.6 % Ro) pada sumur PN – 1 dan GA – 1 adalah Formasi Middle Arang dan Upper Gabus. Untuk sumur GP – 2 adalah Formasi Middle Arang, Barat, dan Upper Gabus. Hasil analisis biomarker pada minyak bumi dan batuan induk menunjukkan bahwa sampel minyak bumi GA – 1 (DST – 2) dan GP – 2 (DST – 2) berkorelasi positif dengan sampel batuan induk GP – 2 (8448 ft) Formasi Upper Gabus yang diendapkan di lingkungan transisi (fluvio deltaic) kondisi suboksik dengan tingakat kematangan peak – late mature. Sampel minyak bumi PN – 1 (DST – 2B) yang berkorelasi negatif dengan seluruh sampel batuan induk terindikasi berasal dari lingkungan terrestrial kondisi oksik dengan tingkat kematangan immature – early mature mengindikasikan sampel berasal dari batuan induk berbeda yang memungkinan eksplorasi yang baru dalam daerah penelitian.
Indonesia
Cekungan Natuna Barat, Geokimia, Batuan Induk, Biomarker, Organofasies, Korelasi, Petroleum System
Thu Aug 31 2023 13:20:50 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)
true
Belum Ada Data
Cite this paper
APA Style
Tidak dapat membuat sitasi
Perlu Bantuan ?
Hubungi kami melalui Email, Whatsapp atau Media Sosial.