Koleksi Repository Universitas Padjadjaran
Belum Login
untuk dapat mengakses full silahkan login menggunakan Email Unpad!
PENGARUH POLIMER HPMC DAN KITOSAN LARUT AIR TERHADAP PENGHAMBATAN REKR...
Nisrina Nurfadilah
Perpustakaan Universitas Padjadjaran
Kata Kunci
Larutan lewat jenuh, polimer, amorf, kristalisasi, alfa-mangostin, HPMC, kitosan larut air
PENGARUH POLIMER HPMC DAN KITOSAN LARUT AIR TERHADAP PENGHAMBATAN REKRISTALISASI DARI ALFA-MANGOSTIN DALAM LARUTAN LEWAT JENUH
Nisrina Nurfadilah - 260110180007
Fakultas Farmasi
Abstrak:
Amorfisasi merupakan teknik yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan kelarutan dan disolusi obat yang sukar larut. Namun, obat dalam sistem amorf cenderung tidak stabil dan mudah mengalami rekristalisasi dalam air, sehingga konsentrasi obat menurun. Dalam sistem amorf dispersi padat (ASD), penggunaan polimer memainkan peran penting dalam penghambatan nukleasi obat dalam air. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh polimer hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) dan kitosan larut air (KLA) dalam mempertahankan keadaan amorf alfa-mangostin (AM), mengetahui waktu yang dibutuhkan kedua polimer dalam mempertahankan konsentrasi lewat jenuh, serta mengetahui mobilitas dan interaksi AM dengan polimer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kelarutan AM, uji waktu induksi nukleasi selama 48 jam, serta pengukuran 1H tunggal menggunakan NMR. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan kelarutan obat akibat dari penambahan polimer. Oleh karena itu, konsentrasi polimer yang dipilih merupakan konsentrasi yang paling rendah yaitu 0,5 mg/ml. Hasil ini menunjukan bahwa konsentrasi polimer terendah dari KLA memiliki pengaruh lebih besar dalam mempertahankan kondisi amorf AM dibandingkan dengan polimer HPMC. Berdasarkan waktu induksi nukleasi efek penghambatan pada rekristalisasi AM dalam larutan polimer KLA ditunjukan selama 4 jam, sedangkan pada polimer HPMC konsentrasi AM menurun dengan cepat dalam satu menit. Begitu pula dengan hasil pengukuran 1H NMR, puncak proton KLA mengalami pergeseran dengan adanya AM, menunjukkan adanya interaksi antarmolekul antara AM dan KLA. Spektrum NMR dari AM mengalami pelebaran yang artinya mengalami penurunan mobilitas dikarenakan adanya interaksi dengan KLA. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa interaksi antara polimer KLA dengan AM berkontribusi dalam mempertahankan kondisi lewat jenuh obat dengan menghambat nukleasi dan pertumbuhan kristal.
Berkas
Nama Berkas | Akses Berkas |
---|---|
Cover | Download |
Abstrak | Download |
Daftar Isi | Download |
Bab 1 | Download |
Bab 2 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 3 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 4 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 5 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 6 | File tidak tersedia |
Lampiran | Anda tidak memiliki Akses |
Daftar Pustaka | Download |
Full Text | File tidak tersedia |
Metadata
PENGARUH POLIMER HPMC DAN KITOSAN LARUT AIR TERHADAP PENGHAMBATAN REKRISTALISASI DARI ALFA-MANGOSTIN DALAM LARUTAN LEWAT JENUH
Amorfisasi merupakan teknik yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan kelarutan dan disolusi obat yang sukar larut. Namun, obat dalam sistem amorf cenderung tidak stabil dan mudah mengalami rekristalisasi dalam air, sehingga konsentrasi obat menurun. Dalam sistem amorf dispersi padat (ASD), penggunaan polimer memainkan peran penting dalam penghambatan nukleasi obat dalam air. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh polimer hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) dan kitosan larut air (KLA) dalam mempertahankan keadaan amorf alfa-mangostin (AM), mengetahui waktu yang dibutuhkan kedua polimer dalam mempertahankan konsentrasi lewat jenuh, serta mengetahui mobilitas dan interaksi AM dengan polimer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kelarutan AM, uji waktu induksi nukleasi selama 48 jam, serta pengukuran 1H tunggal menggunakan NMR. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan kelarutan obat akibat dari penambahan polimer. Oleh karena itu, konsentrasi polimer yang dipilih merupakan konsentrasi yang paling rendah yaitu 0,5 mg/ml. Hasil ini menunjukan bahwa konsentrasi polimer terendah dari KLA memiliki pengaruh lebih besar dalam mempertahankan kondisi amorf AM dibandingkan dengan polimer HPMC. Berdasarkan waktu induksi nukleasi efek penghambatan pada rekristalisasi AM dalam larutan polimer KLA ditunjukan selama 4 jam, sedangkan pada polimer HPMC konsentrasi AM menurun dengan cepat dalam satu menit. Begitu pula dengan hasil pengukuran 1H NMR, puncak proton KLA mengalami pergeseran dengan adanya AM, menunjukkan adanya interaksi antarmolekul antara AM dan KLA. Spektrum NMR dari AM mengalami pelebaran yang artinya mengalami penurunan mobilitas dikarenakan adanya interaksi dengan KLA. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa interaksi antara polimer KLA dengan AM berkontribusi dalam mempertahankan kondisi lewat jenuh obat dengan menghambat nukleasi dan pertumbuhan kristal.
Indonesia
Larutan lewat jenuh, polimer, amorf, kristalisasi, alfa-mangostin, HPMC, kitosan larut air
Wed Jan 11 2023 13:12:02 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)
false
Belum Ada Data
Cite this paper
APA Style
Nurfadilah , N. (2023). PENGARUH POLIMER HPMC DAN KITOSAN LARUT AIR TERHADAP PENGHAMBATAN REKRISTALISASI DARI ALFA-MANGOSTIN DALAM LARUTAN LEWAT JENUH. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Perlu Bantuan ?
Hubungi kami melalui Email, Whatsapp atau Media Sosial.