Koleksi Repository Universitas Padjadjaran
Belum Login
untuk dapat mengakses full silahkan login menggunakan Email Unpad!
ADAPTASI LINTAS BUDAYA PENGUNGSI DI NEGARA TRANSIT (STUDI KASUS PENGUN...
Perpustakaan Universitas Padjadjaran
Kata Kunci
Adaptasi Lintas Budaya, Pengungsi Afganistan, Nilai Budaya, Masyarakat Bugis dan Makassar
ADAPTASI LINTAS BUDAYA PENGUNGSI DI NEGARA TRANSIT (STUDI KASUS PENGUNGSI AFGANISTAN MELAKUKAN ADAPTASI DALAM KEHIDUPANNYA SEBAGAI PENGUNGSI DI KOTA MAKASSAR, INDONESIA)
Belum ada Data - 210130190501
Fakultas Ilmu Komunikasi
Abstrak:
A. Hasan Al Husain, 210130190501, 2023. Adaptasi Lintas Budaya Pengungsi Di Negara Transit (Studi Kasus Pengungsi Afganistan Melakukan Adaptasi Dalam Kehidupannya Sebagai Pengungsi Di Kota Makassar, Indonesia). Tim Promotor; Dr. Hj. Jenny Ratna Suminar., Prof. Dr. Eni Maryani., M.Si., Dr. Hj. Tine Silvana Rachmawati., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan mengapa pengungsi bermigrasi dari Afghanistan, serta menggambarkan proses adaptasi lintas budaya dan hasil- hasil adaptasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan 22 orang informan, yang terdiri dari 9 orang pengungsi suaka Afghanistan, 9 orang masyarakat lokal, dan 4 narasumber ahli. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan beberapa teori sebagai dasar analisis, seperti teori teori adaptasi lintas budaya, teori interaksi simbolik, teori konstruksi atas realitas, dan teori perdamaian budaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) alasan pengungsi Afghanistan menjadi pengungsi adalah karena motif trauma dan harapan. Proses adaptasi mereka dipengaruhi oleh perbedaan kebiasaan, budaya, bahasa, agama, dan kondisi psikologis mereka. Motivasi untuk beradaptasi muncul sebagai hasil dari dorongan yang berasal dari faktor-faktor tersebut. Baik pengungsi Afghanistan maupun masyarakat lokal menggunakan nilai-nilai budaya mereka dalam mengelola konflik. Pengungsi Afghanistan memegang nilai "Marefat", dan masyarakat lokal memegang nilai "Siri’ na pacce’" yang menghargai dan menghormati satu sama lain. (2) Adaptasi pengungsi Afghanistan dimulai dengan mempelajari nilai dan norma yang membedakan mereka dengan masyarakat lokal di Kota Makassar melalui interaksi dan komunikasi. Interaksi dan komunikasi tersebut terjadi di pasar tradisional dan lingkungan tempat tinggal pengungsi Afghanistan di Jalan Perintis Kemerdekaan VII Kota Makassar. Dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal, pengungsi Afghanistan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Mereka juga beradaptasi dalam kebiasaan, bahasa, pakaian, dan makanan. (3) Hasil adaptasi pengungsi Afghanistan di Kota Makassar dapat dibagi menjadi dua, yaitu Beradaptasi dengan terpaksa dan adaptasi yang terkendala.
Berkas
Nama Berkas | Akses Berkas |
---|---|
Cover | Download |
Abstrak | Download |
Daftar Isi | Download |
Bab 1 | Download |
Bab 2 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 3 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 4 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 5 | Anda tidak memiliki Akses |
Bab 6 | Anda tidak memiliki Akses |
Lampiran | Anda tidak memiliki Akses |
Daftar Pustaka | Download |
Full Text | File tidak tersedia |
Metadata
ADAPTASI LINTAS BUDAYA PENGUNGSI DI NEGARA TRANSIT (STUDI KASUS PENGUNGSI AFGANISTAN MELAKUKAN ADAPTASI DALAM KEHIDUPANNYA SEBAGAI PENGUNGSI DI KOTA MAKASSAR, INDONESIA)
A. Hasan Al Husain, 210130190501, 2023. Adaptasi Lintas Budaya Pengungsi Di Negara Transit (Studi Kasus Pengungsi Afganistan Melakukan Adaptasi Dalam Kehidupannya Sebagai Pengungsi Di Kota Makassar, Indonesia). Tim Promotor; Dr. Hj. Jenny Ratna Suminar., Prof. Dr. Eni Maryani., M.Si., Dr. Hj. Tine Silvana Rachmawati., M.Si<br /> Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alasan mengapa pengungsi bermigrasi dari Afghanistan, serta menggambarkan proses adaptasi lintas budaya dan hasil- hasil adaptasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan 22 orang informan, yang terdiri dari 9 orang pengungsi suaka Afghanistan, 9 orang masyarakat lokal, dan 4 narasumber ahli. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan beberapa teori sebagai dasar analisis, seperti teori teori adaptasi lintas budaya, teori interaksi simbolik, teori konstruksi atas realitas, dan teori perdamaian budaya.<br /> Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) alasan pengungsi Afghanistan menjadi pengungsi adalah karena motif trauma dan harapan. Proses adaptasi mereka dipengaruhi oleh perbedaan kebiasaan, budaya, bahasa, agama, dan kondisi psikologis mereka. Motivasi untuk beradaptasi muncul sebagai hasil dari dorongan yang berasal dari faktor-faktor tersebut. Baik pengungsi Afghanistan maupun masyarakat lokal menggunakan nilai-nilai budaya mereka dalam mengelola konflik. Pengungsi Afghanistan memegang nilai "Marefat", dan masyarakat lokal memegang nilai "Siri’ na pacce’" yang menghargai dan menghormati satu sama lain. (2) Adaptasi pengungsi Afghanistan dimulai dengan mempelajari nilai dan norma yang membedakan mereka dengan masyarakat lokal di Kota Makassar melalui interaksi dan komunikasi. Interaksi dan komunikasi tersebut terjadi di pasar tradisional dan lingkungan tempat tinggal pengungsi Afghanistan di Jalan Perintis Kemerdekaan VII Kota Makassar. Dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal, pengungsi Afghanistan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal. Mereka juga beradaptasi dalam kebiasaan, bahasa, pakaian, dan makanan. (3) Hasil adaptasi pengungsi Afghanistan di Kota Makassar dapat dibagi menjadi dua, yaitu Beradaptasi dengan terpaksa dan adaptasi yang terkendala.
Indonesia
Adaptasi Lintas Budaya, Pengungsi Afganistan, Nilai Budaya, Masyarakat Bugis dan Makassar
Fri Aug 25 2023 14:40:28 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)
true
Belum Ada Data
Cite this paper
APA Style
Tidak dapat membuat sitasi
Perlu Bantuan ?
Hubungi kami melalui Email, Whatsapp atau Media Sosial.