Text
PENGARUH KONFLIK ETNIS ROHINGYA DI MYAmlAR TERHADAP SITUASI KEAMANAN ASIA TENGGARA THE INFLUENCE OF ETHNIC SPIRITS CONFLICTS IN JIYANMAR AGAINST THE SECURITY SITUATION OF SOUTHEAST ASL4
Konflik kepanjangan yang terjadi di Myamar membuat kondisi
perekonomian dan kondisi politik pemerintahan intern tidak stabil. Sistem
pemerintahan yang dibentuk atas dasar kekuasaan dan keuntungan sepihak
menjadi faktor penyebab nilai-nilai demokrasi yang diharapkan rakyat tidak
berjalan. Hambatan terbesar yang sering kali muncul adalah persoalan budaya
Dalam nilai-nilai budaya akan berdampak besar terhadap pengakuan budaya lokal
dan keragamannya, juga menimbulkan kekacauan yang merugikan pemerintah
bila kekuasaan pusat melakukan pergeseran nilai terhadap budaya lain.
Setelah pergantian kepemimpinan kekuasaan dari rezim militer kepada
partai demokrasi yaitu partai NLD (National Liga Democrates) yang diusung
Aung San Syu Kyi, memberikan kepercayaan kepada orang larnanya yaitu U Htin
Kyaw sebagai presiden, pada akhir tahun 2015, namun situasi politik Myanrnar
masih belum berubah. Demokrasi yang diharap-harapkan banyak rakyat Myanrnar
tidak: berjalan sebagaimana seharusnya. Burma-Myanmar yang di dominasi etnis
"bama", membuat kebijakan yang menjadikan etnis lain termajinalkan dan situasi
tersebut membuat kecemburuan terjadi terhadap etnis lain termasuk etnis
Rohingya yang telah lama menetap namun tidak diinginkan oleh pemerintahan
Myanmar dan terlihat ingin mengusirnya dari wilayah Rakhine. Negara Myanmar
yang memiliki keragaman budaya dan mengaku memiliki 135 etnis tidak
menjadikan sebagai sebuah kekayaan bangsa yang seharusnya menyadari akan
pentingnya kemajemukan, dari sebuah bangsa yang memiliki beragam etnis dan
itu tidak dijadikan landasan negara untuk rnenjadi lebih baik, Kemajemukan
dalam banyak hal - suku, ras, agama, golongan yang menjadi modal untuk
membangun, sering kali disiasati negara untuk mencapai kepentingan-kepentingan
politiknya. Ketika konflik muncul dan membesar di daerah-daerah, negara tak
punya pilihan lain kecuali menutup-nutupi realitas kemajemukannya atas nama
"kesatuan dan stabilitas nasional".
Bertolak daripada itu, kini dirasakan semakin diperlukan kebijakan
multikultural yang memihak keragaman. Negara-negara tetangga sekawasan
seperti, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei, Thailand, Laos,
Vietnam, Kamboja, dan Myanmar yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi
Intemasional yaitu ASEAN, perlu memberikan perhatian terhadap keberagaman
dan kemajemukan terhadap w ilayah Asia Tenggara, karena memiliki banyak
ragam etnik dan bila tidak tersedianya keamanan terhadap permasalahan konflik
etnis akan berdampak terhadap kesetabilan perekonomian dan politik yang
berakibat timbulnya konflik besar, dan tidak saja masalah akan menjadi semakin
rumit, namun penilaian buruk oleh negara-negara di dunia.
No copy data
No other version available