Text
PENGARUH MANAJEMEN SIKLUS HIDUP ASET DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TERHADAP KINERJA MANAJEMEN ASET
Aset merupakan salah satu isu penting yang menjadi sorotan Badan Pusat
Statistik (BPS) .pada saat ini. Hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia 2011 s.d 2015 memperlihatkan adanya indikasi masalah dalam
manajemen aset BPS. Penurunan opini BPS pada tahun 2015 dari Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) semakin
mempertegas adanya permasalahan kinerja manajemen di BPS terkait dengan
aset. BPS Provinsi Kalimantan Tengah merupakan bagian dari sampel BPS yang
turut andil dalam pemberian opini terhadap BPS pada tahun 2015. Pengumpulan
informasi awal melalui data sekunder (laporan keuangan, kinerja, aset) dan data
primer (survei pendahuluan) dilakukan untuk mengidentifikasi masalah terkait
dengan kinerja manajemen aset pada Satuan Kerja BPS di Provinsi Kalimantan
Tengah. Hasil pengumpulan informasi tersebut didukung dengan sumber
penelitian empiris sebelumnya, mengerucutkan masalah kinerja manajemen aset
pada Satuan Kerja BPS di Provinsi Kalimantan Tengah kepada manajemen siklus
hidup aset dan sistem informasi manajemen aset.
Penelitian dikembangkan untuk menjawab rumusan masalah terkait pengaruh
manajemen siklus hidup aset dan sistem informasi manajemen aset terhadap
kinerja manajemen aset pada Satuan Kerja BPS di Provinsi Kalimantan Tengah.
Metodologi penelitian kuantitatif dibangun untuk menguji hipotesis, menjawab
pertanyaan penelitian. Kuesioner penelitian digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi. Data penelitian diperoleh dari 32 orang operator
aplikasi SIMAK BMN dan SAIBA Satuan Kerja BPS di Provinsi Kalimantan
Tengah yang merupakan populasi sekaligus sampel dalam penelitian (sampel
jenuh). Data tersebut dianalisis dan diuji secara statistik dengan uji statistik
Partial Least Square Structure Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan
software SmartPLS 3.0 (student version). Hasil pengujian menunjukkan (1)
Kondisi kinerja manajemen aset untuk dimensi efisiensi (cukup baik), dan
efektivitas (baik); kondisi manajemen siklus hidup aset untuk dimensi strategy
(hampir baik), plan (hampir baik), evaluate/design (baik), create/procure (baik),
maintain (baik), modify (kurang cukup baik), dispose (baik); kondisi sistem
informasi manajemen aset untuk dimensi aplikasi register aset-SIMAK BMN
(baik), dan sumberdaya pengelola sistem-SDM (cukup baik). (2) Manajemen
siklus hidup aset positif (0.693) mempemgaruhi kinerja manajemen aset secara
nyata (t-hitung = 5.143 > t-tabel = 2.0423); (3) Sistem informasi manajemen aset
positif (0.217) mempengaruhi kinerja manajemen aset tidak secara nyata (t-hitung
= 1.264 < t-tabel = 2.0423).
Jumlah populasi dan sampel yang kecil (32 sampel) menjadi keterbatasan
penelitian yang membuat penelitian tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh
sistem informasi manajemen aset terhadap kinerja manajemen aset pada Satuan
Kerja BPS di Provinsi Kalimantan Tengah. Data yang diperoleh tidak cukup
untuk menolak hipotesis nol (Ho) untuk pengaruh sistem informasi manajemen
aset terhadap kinerja manajemen di Satuan Kerja BPS Provinsi Kalimantan
Tengah.
No copy data
No other version available