Text
Model Pengembangan Modal Sosial pada Kelembagaan Petani Berbasis Program Pemerintah (Suatu Kasus pada Gapoktan Penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di Wilayah Sukabumi)
Model Pengembangan Modal Sosial pada Kelembagaan Petani Berbasis
Program Pemerintah (Suatu Kasus pada Gapoktan Penerima Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di Wilayah Sukabumi).
Di bawah Bimbingan Dini Rocdiani, Tuhpawana P. Sendjaja dan Trlsna
Insan Noor.
Kajian mengenai modal sosial perlu dilakukan karena modal sosial merupakan
energi sosial yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan, seperti pada
pelaksanaan program pemberdayaan petani pada kelembagaan agribisnis yang
digulirkan oleh pemerintah. Penelitian ini dilakukan pada petani anggota
kelembagaan agribisnis (gabungan kelompok tanilgapoktan yang menerima
program Pengembangan Usaha Agribisnis PerdesaanJPUAP sejak tahun 2008) di
wilayah Sukabumi, dengan tujuan untuk: 1) menganalisis pengaruh modal sosial
terhadap kinerja kelembagaan agribisnis, 2) menganalisis pengaruh kinerja
kelembagaan agribisnis terhadap keberhasilan program PUAP, 3) menganalisis
pengaruh modal sosial dan kinerja kelembagaan agribisnis pada keberhasilan
program PUAP, serta 4) merancang model pengembangan modal sosial
kelembagaan agribisnis berbasis program pemerintah di Wilayah Sukabumi.
Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder, Pengambilan sampel
dilakukan dengan Cluster Random Sampling dan propotional Stratified Random
Sampling. Selain sampel petani, diambil juga key informants. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan
analisis kuantitatif dengan analisis Structural Equation Model-Partial Least
Square (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) modal sosial
berpengaruh secara positif terhadap kinerja kelembagaan agribisnis, 2) kinerja
kelembagaan agribisnis berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan
program, 3) modal sosial dan kinerja keleinbagaan agribisnis berpengaruh secara
positif terhadap keberhasilan program, serta 4) didapat rancang bangun model
pengembangan modal sosial pada kelembagaan agribisnis berbasis program
pemerintah di wilayah Sukabumi. Semua indikator pada modal sosial dan kinerja
kelembagaan agribisnis tidak ada yang dominan, namun memiliki pengaruh yang
positifterhadap keberhasilan program. Sehingga semua indikator modal sosial
perlu diberi penguatan, khususnya pada modal sosial yang terendah adalah tingkat
kolektivitas serta modal sosial kesadaran dan partisipasi sosial yang merupakan
modal sosial dengan nilai kontribusi tertinggi. Penguatan modal sosial dapat
dilakukan melalui berbagai pelatihan peningkatan modal sosial (achievment
motivation training) dengan melibatkan anggota dan pengurus gapoktan serta
pendamping program agar keberhasilan program dapat tercapai.
No copy data
No other version available