Text
STRATEGI KEPEMIMPINAN ADAT DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI MASYARAKAT
Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang dalam memotivasi,
mengkoordinasikan dan mempengaruhi individu atau kelompok untuk melaksanakan
peran dan fungsinya, dalam rangka mencapai tujuan bersama. Agar perwujudan
pengaruh seorang pemimpin dapat berlangsung secara efektif, maka diperlukan
kekuasaan, wewenang atau otoritas. Pemimpin dapat dikelompokan menjadi dua
bagian yakni pemimpin formal dan pemimpin informal. Pada konteks masyarakat
perdesaan yang masih tradisional, pemimpin adat memiliki posisi sentral dalam
masyarakat seperti pada masyarakat adat Boti. Masyarakat Boti dihadapkan pada
dualisme kepemimpinan antara pemerintahan formal (kepala desa) dan pemerintahan
informal (usi/). Dalam menjalankan perannya kepala des a menyelenggarakan roda
pemerintahan formal sedangkan usif menjalankan dan melestarikan nilai budaya
halaika. Eksisnya kepemimpinan usifmerupakan hal yang menarik untuk dikaji. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi usifsebagai pemimpin adat
dalam mempertahankan budayanya.
Penelitian ini secara umum menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, sesuai dengan tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena merupakan hal yang
spesifik. Data yang dibutuhkan adalah berkaitan dengan kekuasaan, efektifitas
kepemimpinan, peran, mekanisme kontrol dan strategi usif dalam mempertahankan
nilai budaya. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi wawancara dan
observasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan model analisis interaktif, yang
terdiri atas tiga alur yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing / verification).
Basil penelitian menunjukan bahwa kekuasaan usif dalam masyarakat Boti
ditentukan oleh budaya dan kepercayaan halaika. Masyarakat Boti percaya bahwa usif
adalah representasi dari uis neon dan uis pah sehingga kedudukan dan kekuasaan usif
sangat suci dan sakral. Berdasarkan kepercayaan halaika, masyarakat Boti taat kepada
usif untuk mendapatkan keberuntungan. Efektifitas kepemimpinan usif didasarkan
pada dua dimensi yakni kemampuan usif untuk mengarahkan masyarakat dan tingkat
dukungan atau keterlibatan masyarakat menjalankan kewajiban sesuai dengan peran
masing-masing. Kemampuan usif dalam mengarahkan masyarakatnya dengan
pendekatan edukatif yakni usif menekankan pada perubahan pola berpikir dalam
bentuk keteladanan, empati dan etos kerja. Partisipasi masyarakat Boti dalam bentuk
gotong royong, kebersamaan, musyawarah mufakat dan toleransi, merupakan
konsekoensi dari pendekatan edukatif yang diterapkan oleh usif. Strategi usif
mempertahankan eksistensi masyarakat dengan memaksimalkan perannya sebagai usif,
mambangun relasi dengan pemerintah formal dan menerapkan mekanisme kontrol
sosial.
No copy data
No other version available