Text
Komunikasi ritual pada upacara Garebeg di keraton Yogyakarta: studi Etnografi Komunikasi
Penelitian ini mengulas mengenai komunikasi ritual dalam upacara garebeg di
Keraton Yogyakarta. Upacara garebeg dilaksanakan bertepatan dengan perayaan hari
besar agama Islam seperti Idul fitri (garebeg syawaf), Idul Adha (garebeg besar),
Maulud Nabi (garebeg Mu/uti).
Keraton Y ogyakarta yang berada di Daerah Istimewa Y ogyakarta menjadi
pusat budaya di Yogyakarta. Upacara garebeg identik dengan pareden (gunungan),
Keraton Yogyakarta menjaga tradisi dan budaya leluhur dengan tetap memberikan
pareden kepada warga masyarakat. Beragam ritual terdapat dalam upacara garebeg,
yang dimulai dengan ritual tumplak wajik. Ritual ini sebagai lambang menghilangkan
sengkala dalam upacara garebeg. Ritual yasa pareden dilakukan untuk
mempersiapkan pareden sebelum dibagikan kepada masyarakat. Ritual berikutnya
G/aden sebagai persiapan dari prajurit keraton Yogyakarta sebelum pelaksanaan
garebeg pareden. Garebeg pareden merupakan upacara utama yang mernberikan
makna hajad da/em kepada masyarakat,
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai norma, sikap dan sistem
kepercayan masyarakat di Keraton Y ogyakarta mengenai upacara garebeg. Ritual
budaya jawa serta hakekat dan makna komunikasi ritual dalam upacara garebeg
menjadi tujuan berikutnya. Upacara garebeg memiliki beragam peristiwa komunikasi
dan pola komunikasi, ha! inilah yang menjadi tujuan selanjutnya dalam penelitian ini.
Fokus penelitian adalah bagaimana pola komunikasi ritual pada upacara garebeg di
keraton Y ogyakarta.
Hasil penelitian menujukkan bahwa komunikasi ritual pada Upacara garebeg
sebagai media dalam penyebarluasan agama Islam. Upacara garebeg juga merupakan
bentuk komunikasi antara Sultan dengan masyarakat. Komunikasi ritual pad a upacara
garebeg dianalisis dengan metode SPEAKING (Setting, Participant, End, Act, Key,
Instrument, Norm, Genre). Pelaksanan garebeg dilakukan di beberapa bangsal dan
mesjid di keraton Yogyakarta yang diikuti oleh Rayi Dalem, Penghageng, abdi
da/em, prajurit dan pengu/on. Kesempatan berbicara diatur dalam tradisi sesuai
dengan ritual yang dilakukan. Penggunaan bahasa bagongan dan krama hinggil
menjadi ha! yang wajib da!am setiap ritual yang diselenggarakan. Komunikasi ritual
da!ani upacara garebeg banyak mempergunakkan bahasa verbal dan nonverbal yang
kaya makna. Norma yang ditaati dalam setiap ritual terwujud dalam tradisi yang
berlaku di keraton Y ogyakarta.
No copy data
No other version available