Text
KRISIS EKONOMI DAN STRUKTUR MODAL
Pengaruh krisis ekonomi 2008 terhadap struktur modal di perusahaan
perusahaan Indonesia sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk
meneIiti pengaruh variabeI-variabel independen terhadap leverage optimal
perusahaan-perusahaan di Indonesia pada periode tidak krisis dan periode krisis,
serta meneliti speed of adjustment perusahaan. .
Penelitian dilakukan terhadap 234 perusahaan (total perusahaan) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2005 - 2011, di mana di
dalamnya terdapat 34 perusahaan yang mengalami financial distress. Leverage
optimal diukur dengan menggunakan nilai rata-rata rasio utang terhadap asset
perusahaan. Estimasi dilakukan dengan metode GMMfirst difference.
HasiI estimasi dengan metode GMM first difference menunjukkan, bahwa
baik total perusahaan maupun perusahaan yang mengalami financial distress
menunjukkan perbedaan leverage pada periode tidak krisis dan pada periode
krisis, di mana perusahaan yang mengalami financial distress menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Kondisi moneter yang relatif stabil, dengan efek krisis
yang relatife terbatas diduga menyebabkan tidak ada perbedaan leverage secara
signifikan pada total perusahaan. Perusahaan yang mengalami financial distress
menunjukkan perbedaan leverage yang signifikan, diduga karena perusahaan yang
mengalami financial distress telah melakukan peningkatan proporsi utang atau
penjualan aset. Nilai koefisien PROFITABILITY pada kelompok total perusahaan
dan perusahaan yang mengalami financial distress adalah negatif dan signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang profitabeI akan memiIiki leverage
yang lebih rendah. Nilai koefisien LIQUIDITY pada total perusahaan dan
perusahaan yang mengalami financial distress bernilai negatif, yang berarti
mendukung teori Pecking Order, yang menyatakan bahwa pembiayaan internal
merupakan langkah pertama dalam struktur modal suatu perusahaan. Variabel
GROWTH pada penelitian ini baik total perusahaan maupun perusahaan yang
mengalamifinancial distress menunjukkan nilai koefisien negatif dan signifikan.
Growth (pertumbuhan) merupakan aset modal (capital asset) yang menjadi nilai
tambah bagi perusahaan, tetapi tidak dapat digunakan sebagai kolateral untuk
diagunkan guna mendapatkan utang. Dalam penelitian im, variable
makroekonomi yang digunakan adalah BI Rate dan GDP. BI Rate pada
perusahaan yang mengalami financial distress menunjukkan koefisien bernilai
positif dan signifikan, yang berarti bahwa naiknya interest rate umumnya
ditolerir dalam bisnis. GDP pada total perusahaan dan perusahaan yang
mengalami financial distress memperlihatkan koefisien bernilai positif dan
signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam kondisi ekonomi yang baik
(yang direpresentasikan oleh GDP), perusahaan berusaha meningkatkan
leveragenya.
Perusahaan yang mengalami financial distress cenderung menunjukkan
speed of adjustment yang lebih rendah dibandingkan dengan total perusahaan. Hal
ini diduga karena perusahaan yang mengalami financial distress sedang
mengalami kesulitan keuangan untuk mencapai leverage optimal.
No copy data
No other version available