Text
PENGARUH REPOSISI TUBUH TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN DENGAN TERAPI AGEN VASOPRESOR DI RUANG ICU RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
Kegiatan reposisi tubuh pasien setiap 2 jam di leD seringkali tidak
terpenuhi. Pasien leD Rumah Sakit Advent Bandung (RSAB) yang mendapatkan
terapi vasopresor tetap berada pada posisi supine dengan alasan posisi lateral
dapat membahayakan hemodinamik pasien. Situasi tersebut meningkatkan risiko
luka tekan, penurunan stabilitas ortostatik dan atrofi otot. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi pengaruh reposisi tubuh terhadap hemodinamik
pasien yang mendapatkan terapi vasopresor di ruang leD RSAB.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan
non-equivalent control group design. Subjek penelitian merupakan pasien leD
yang mendapatkan terapi vasopresor. Didapatkan 34 responden, dipilih
menggunakan tehnik consecutive sampling dan dibagi menjadi kelompok kontrol
dan intervensi. Data diambil melalui observasi selama Maret-Juni 2017. Untuk
menganalisis perbedaan hemodinamik pada kelompok yang sama digunakan uji t
berpasangan dan wilcoxon, sedangkan untuk menganalisis perbedaan selisih
hemodinamik dua kelompok digunakan uji t tidak berpasangan.
Hasil uji statistik hemodinamik pre-post pada kelompok intervensi saat
pasien direposisi dari supine ke lateral kanan dan dari lateral kanan ke lateral kiri
didapatkan nilai p>0,05. HaI ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
hemodinamik yang signifikan. Selisih hemodinamik antara kelompok kontroI dan
kelompok intervensi tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan nilai
p>O.OS. Uji statistik terhadap HR saat pasien direposisi dari lateral kiri ke supine
didapatkan nilai p=0,047 (mean HR: 96,35 ± 15,00 ke 94,53 ± 15,34; p0,05. Secara statistik, terdapat perubahan HR yang
signifikan saat pasien direposisi dari lateral kiri ke supine, namun secara klinis
perubahan tersebut tidaklah bermakna.
Secara umum tidak ada pengaruh reposisi tubuh terhadap status
hemodinamik pasien yang mendapat terapi vasopresor. Perawat leD dapat
melakukan reposisi tubuh pasien dengan terapi vasopresor setiap dua jam untuk
mencegah komplikasi imobilisasi dengan mempertimbangkan kondisi
kontraindikasi.
No copy data
No other version available