Text
Naskah Wawacan Dewa Ruci (Suntingan Teks dan Kajian Isi)
Naskah (manuscript) merupakan salah satu sumber primer dalam
penelitian humaniora, dan filologi merupakan alat untuk mengkaji dan
menggali naskah. Naskah sebagai karya sastra, sejatinya lahir dari sebuah
potret sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satunya adaIah masalah
sosial yang berkaitan dengan ajaran (moral) yang dewasa ini menjadi
pennasalahan yang cukup serius di Indonesia. Berkaitan dengan hal
tersebut, ditemukan naskah yang dapat dijadikan salah satu rujukan yang
erat kaitannya dengan ajaran moral. yaitu naskah Wawacan Dewa Ruci (
selanjutnya disingkat WDR). Metode penelitian yang diterapkan daIam
penelitian teks WDR adalah metode deskriptif komparatif. Berkaitan
dengan naskah WDR merupakan unsur cerita berupa teks, maka
dilakukan pendekatan sastra. Kasus kesalahan tulis - yang terdapat daIam
teks WDR dibagi ke dalam empat jenis kasus, yaitu Substitusi, Omisi,
Adisi, dan Transposisi. Kasus kesaIahan tulis berupa substitusi
ditemukan sebanyak 12 kasus salah tulis, omisi ditemukan sebanyak 114
kasus salah tuIis, Adisi ditemukan sebanyak 119 kasus salah tulis, dan
transposisi ditemukan sebanyak 35 kasus saIah tulis. Persentase yang
didapatkan dalam kasus kesalahan tulis berupa substitusi sebanyak 4,2%,
Omisi 40,8 %, Adisi 42,5%, Tr sposisi 12,5%,. Dari persentase
tersebut maka dapat diketahui kesalahan tuIis terbanyak dalam teks WDR
terdapat pada kasus kesalah tulis berupa adisi yaitu 42,5%. Dengan
demikian, jumlah kesalahan tulis dalam teks WDR secara keseIuruhan
adalah 280 kasus kesalahan tulis, dengan persentase kesalahan tulis
19,9%. Teks flVDR merupakan teks yang mengandung ajaran keislaman
yang menyuarakan tentang keihsanan (tauhid). Adanya pembagian unsur
cerita dalam teks WDR k dalam lima bagian, yaitu pancamaya,
makrokosmos dan mikrokosmos, pancadrya, ilmu pelepasan, dan mati
dalam hidup-hidup dalam mati menunjukkan tentang perjalanan
ketauhidan seorang usia. Berkenaan dengan titik inti yang menjadi
kajian dalam teks ini adalah kecenderungan akan adanya figur ulul albab
yang diilustrasikan melalui Bima dalam teks WDR. Ulul Albab
merupakan manusia yang memiliki ketajaman pikir juga ketajaman rasa.
Ketajaman pemikiran manusia sejak dari akal hingga hati yang paling
dalam (Lubb ).
No copy data
No other version available