Text
NUKLIR SEBAGAI ALAT DIPLOMASI HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF NEOREALISME STUDI KASUS KOREA UTARA-AMERIKA SERIKAT
Pengembangan nuklir di Korea' Utara terus berlangsung selama tiga periode
kepemimpinan, Kim Il Sung, Kim long II, serta Kim long Un. Dalam
perkembangannya, selain untuk metode self defense, Korea Utara memanfaatkan
nuklir untuk tujuan diplomasi. Sebagaimana yang terjadi dengan Amerika Serikat.
Korea Utara mampu mendapatkan berbagai keuntungan berupa bantuan-bantuan
ekonomi dari Amerika Serikat melalui diplomasi nuklirnya. Hal ini dilakukan
oleh Korea Utara untuk menghindari provokasi militer dan memiliki nilai unggul
dalam negosiasi.
Amerika Serikat kemudian tidak serta merta bertindak selalu lunak terhadap
Korea Utara. Gaya One Track Diplomacy, yakni diplomasi langsung dengan
kepala negara, dilakukan Amerika Serikat untuk meredam upaya-upaya uji coba
nuklir yang terjadi.
Penelitian ini kemudian akan mecoba bagaimana nuklir sebagai WMD digunakan
oleh Korea Utara sebagai tools diplomasi terhadap Amerika Serikat untuk
mencapai kepentingan nasionalnya. Adapun teori yang digunakan adalah neo
realisme strategis, dengan konsep diplomasi dan security dilemma sebagai
pendukung.
Dalarn kesimpulan disebutkan bahwa diplomasi 1111 berjalan dengan
memanfaatkan ketakutan Amerika Serikat atas proliferasi nuklir dimanfaatkan
oleh Korea Utara untuk meraih bantuan dan kesepakatan terkait kepentngan
ekonomi dan keamanan di negerinya.
No copy data
No other version available