Text
MITOS RAMBUT GEMBEL SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT DATARAN TINGGI DIENG
Tesis ini mengkaji mitos rambut gembel sebagai pembentuk identitas
masyarakat dataran tinggi Dieng. Mitos rambut gem bel dilihat terkait dengan
pembentukan identitas di tengah terjadinya komodifikasi budaya. Tujuan dari tesis
ini untuk mengetahui pada aras mana identitas paling kuat terjadi. Selanjutnya,
untuk mengamati terjadinya komodifikasi budaya.
Kajian ini menggunakan konsep etnogenesis yang menggambarkan mitos
sebagai pembentuk identitas budaya, serta konsep komodifikasi budaya yang
menunjukkan budaya dapat dijadikan sebagai komoditas. Penelitian ini
menggunakan strategi penelitian etnografi. Unit analisis dalam penelitian ini ialah
masyarakat dataran tinggi Dieng sebagai pemilik mitos rambut gembel (aras
mikro), Pokdarwis (aras meso), dan pemerintah (aras makro).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mitos rambut gembel menjadi
identitas masyarakat dataran tinggi Dieng tidak dibentuk di aras mikro karena
tidak semua keluarga setuju menyertakan anaknya pada upacara ruwat rambut
gembel secara masal. Pada aras meso, kepentingan menyertakan keluarga anak
rambut gem bel pada pembentukan identitas masyarakat dataran tinggi Dieng
didasarkan pada peningkatan ekonomi masyarakat Dieng melalui pariwisata.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berperan menghubungkan antara pemerintah
dengan individu, keluarga anak rambut gembel, wisatawan, serta orang-orang di
luar komunitas Dieng melalui pelaksanaan upacara ruwat ram but gembel secara
masal. Pada aras makro, peranan pemerintah adalah memberi legitimasi formal
pada mitos rambut gembel sebagai identitas masyarakat dataran tinggi Dieng.
Mitos ram but gembel kemudian dikomodifikasi melalui upacara ruwat ram but
gembel secara masal yang menjadi puncak acara Dieng Culture Festival sebagai
komoditas pariwisata.
Penelitian menyimpulkan bahwa pembentukan identitas masyarakat
dataran tinggi Dieng melalui mitos ram but gembel, paling kuat terjadi pada aras
meso. Akan tetapi, jika pada aras mikro tidak didorong untuk mengakui mitos
rambut gembel sebagai bagian dari identitas mereka maka hal itu tidak akan
terjadi. Selain itu, jika pada aras makro tidak melakukan inisiatif untuk
menjadikannya sebagai identitas maka tidak akan dikomodifikasi. Komodifikasi
mitos rambut gembel dianggap mampu melestarikan budaya sambil memberikan
manfaat ekonomi bagi masyarakat dataran tinggi Dieng. Namun, kesakralan,
keaslian, dan maknanya memudar seiring dengan permintaan pasar.
No copy data
No other version available