Text
Tes menggambar orang (DAP TEST) : Alat bantu psikodiagnostik untuk diagnosis gangguan kecemasan sosial
TES MENGGAMBAR ORANG (DAP TEST): ALAT BANTU
PSIKODIAGNOSTIKA UNTUK DIAGNOSIS GANGGUAN KECEMASAN
SOSIAL
Devi Aryani, S.Psi., Dr.Achmad Djunaidi, M.Si., Prof. Dr.Wilis Srisayekti
Kecemasan sosial adalah masalah psikologis ketiga yang paling banyak
teIjadi di dunia termasuk Indonesia. Sekitar 15.8% dari populasi di Indonesia
pernah mengalami kecemasan sosial. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi kecemasan sosial, namun merujuk kepada DSM V, diagnosis
keeemasan sosial hanya boleh diberikan oleh ahli atau profesional. Salah satu
instrumen psikologi yang paling se ring dan cukup mudah digunakan oleh ahli dan
profesional psikologi adalah Draw a Person= Test. Namun hingga saar ini masih
belum ada penelitian yang dapat membuktikan karakteristik perbedaan hasil
gambar individu yang normal dengan yang memiliki kecemasan sosial yang tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakteristik hasil gambar
individu dengan kecemasan sosial dibandingkan dengan hasil gambar individu
tanpa kecemasan sosial. Partisipan terdiri dari J 08 Jaki-Jaki dan 2J 5 perempuan
dengan usia antara 15-17 tahun. Partisipan diperoleh dari dua SMA di Bandung.
Untuk pengelompokkan partisipan berdasarkan tingkat kecemasan sosialnya
digunakan kuesioner LSAS yang terdiri dari 24 item yang mengukur tingkat
keeemasan sosial, simptom rasa takut (fear) dan simptom menghindar (avoidance).
Sementara DAP dengan merujuk pada Machover (1965) dilakukan dengan
melihat aspek struktural dan aspek kontennya. Aspek struktural berdasarkan
penempatan dan ukuran figur. Sedangkan aspek konten berdasarkan ada tidaknya
aktivitas, ekspresi grafts (shading, arsir), konten sosiai (tangan, kaki, pupil),
aksesoris pada figur (saku, kancing), dll.
Partisipan dikelompokkan pada kelompok "Non-Anxiety Control ", "HighÂ
Social Anxiety" and "Social Anxiety Disorder". Hasil uji beda Kruskal wallis dan
t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada setiap kelompok. Dari aspek
penggunaan ruang, semakin kecil jarak dari tepi kiri kertas ke figur bernubungan
dengan tingkat kecemasan sosial yang lebih tinggi. Simptom rasa takut dapat
diindikasikan dari ukuran lebar leher yang semakin kecil, lebar kaki yang semakin
keeil dan penggunaan aksesoris pada figur. Sedangkan simptom menghindar
diindikasikan dari jarak yang semakin besar dari tepi atas kertas ke figur, jarak
tangan ke badan yang semakin kecil, dan adanya ekspresi grafts berupa arsir.
No copy data
No other version available