Text
Biokonversi Jerami Jagung Dan Jerami Sorgum Sebagai Pakan Ternak Alternatif
BIOKONVERSI JERAMI JAGUNG DAN JERAMI SORGUM OLEH Phanerochaete chrysosporium SERTA EFEKNYA TERHADAP PERFORMA DOMBA LOKAL
ABSTRAK
Biokonversi jerami jagung dan jerami sorgum dengan menggunakan jamur Phanerochaete chrysosporium dilakukan untuk meningkatkan kualitas gizi serta pengaruhnya pada jerami jagung dan jerami sorgum terhadap perubahan komponen serat, kualitas nutrien, ekosistem rumen, dan performa domba lokal. Penelitian ini dilakukan dalam dua macam percobaan yaitu percobaan di Laboratorium dan percobaan di lapangan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial 2 x 4 dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah jenis jerami, masing¬masing jerami jagung (J) dan sorgum (S). Faktor kedua yaitu dosis inokulum jamur Phanerochaete chrysosporium, masing-masing 0% v/w (Pc,0), 2% v/w (Pei), 4% v/w
(Pc2) dan 6% v/w (Pc3). Apabila terdapat perbedaan yang nyata, di lanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
Penggunaan inokulum jamur Phanerochaete chrysosporium nyata meningkatkan kandungan ADF (2,92%), selulosa (3,59%), junilah bakteri (5,31%), jumiah protozoa rumen (6,38%), jumlah VFA cairan rumen (5,33%), pertambahan bobot badan (5,05%), konsumsi ransum (5,68%), bobot karkas (11,30%), dan bobot komponen non karkas (3,82%), protein kasar (10,34%), persentase karkas (5,71%) dan nyata menurunkan kandungan NDF (1,85%), hemiselulosa (7,48%), kandungan lignin (7,26%), serat kasar (3,68%), N-NH3 (3,65%), persentase bobot komponen non karkas (1,60%) serta tidak berpengaruh terhadap pH rumen dan efisiensi penggunaan ransum domba lokal.
Tidak terdapat interaksi antara jenis jerami dengan dosis inokulum jamur Phanerochaete chrysosporium terhadap perubahan kandungan NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa, lignin, protein kasar, serat kasar, pH, jumlah bakteri, jumlah protozoa, VFA, N-N143, pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, efisiensi penggunaan ransum, bobot karkas, persentase karkas, bobot komponen non karkas dan persentase bobot komponen non karkas domba lokal.
Jerami jagung nyata lebih tinggi kandungan ADF, selulosa, protein kasar, jumlah bakteri, jumlah VFA cairan rumen, pertambahan bobot badan, bobot karkas, persentase karkas, bobot komponen non karkas dan persentase bobot komponen non karkas domba lokal dan nyata menurunkan kandungan NDF, lignin, hemiselulosa, serat
kasar, cairan rumen dibanding yang diberi jerami sorgum serta tidak
berpengaruh terhadap pH rumen, konsumsi ransum dan efisiensi penggunaan ransum domba lokal.
Berdasarkan efek fermentasi jamur Phanerochaete chrysosporium, dosis 6% v/w
(Pc3) lebih baik sebagai inokulum jerami jagung dan jerami sorgum, yaitu mampu meningkatkan kualitas jerami sebagai pakan sehingga bernilai nutrisi cukup balk sebagai substitusi bahan pakan domba lokal. Sementara nilai kecernaan komponen serat dan komponen nutrien jerami jagung lebih baik daripada jerami sorgum setelah melalui proses biokonversi menggunakan jamur Phanerochaete chrysosporium, dan jerami biokonversi lebih balk dibanding tanpa biokonversi, serta memberikan respon yang balk pula terhadap performa pertumbuhan domba lokal.
Kata kunci : Jerami, Phanerocaete chrysosporium, Serat kasar, Performa Domba.
No copy data
No other version available