Analisis ABC-VED dan EOQ dalam Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat BPJS dalam Daftar E-Katalog (Studi kasus pada Instansi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung
Hanina Fuadah Nurazmina, Analisis ABC - VED dan EOQ dalam
Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat BPJS dalam Daftar e
Katalog di Instalasi Farmasi Rumah Sa kit Angkatan Udara dr. M. Salamun
Bandung, dibawah bimbingan Prof Dr. Ina Primiana Sagir, SE., MT dan Yudi
Azis, SE., S.Si., S.Sos.,MT.,Ph.D
Di rumah sakit, sekitar sepertiga dari anggaran be1anja tahunan dihabiskan untuk
persediaan, termasuk obat-obatan. Untuk meminimalkan investasi persediaan, rumah
sakit dapat menjaga persediaan obat-obatan dengan rendah, namun di sisi lain, pe1ayanan
yang maksimal kepada pasien tidak dapat disediakan, Seiring dengan meningkatnya
keikutsertaan masyarakat menjadi peserta BPJS, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
sebagai penyedia kebutuhan obat dan alat kesehatan diharapkan mampu menyediakan
kebutuhan obat sesuai dengan yang dibutuhkan. Jenis penelitian adaah penelitian
deskriptif dengan objek penelitian pengendalian persediaan obat BPJS dalam daftar e
katalog di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Angkatan Udara dr. M. Salamun Bandung.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 294 item obat BPJS dalam daftar e-katalog.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis ABC - VED dengan hasilnya
berupa kelompok obat prioritas I yang akan dilakukan peramalan untuk mengetahui
kebutuhan obat tahun 2015 dan 2016. Hasil pene1itian dengan analisis ABC menunjukkan
bahwa terdapat obat kelompok A sebanyak 38 item obat (12,93%), kelompok B sebanyak
52 item obat (17,69%) dan ke1ompok C sebanyak 204 item obat (69,39%). Hasil
pene1itian dengan analisis VED menunjukkan bahwa terdapat obat kelompok vital
sebanyak 17 item obat (5,8%), obat kelompok essential sebanyak 65 item obat (22,1%),
dan obat ke1ompok desirable sebanyak 212 item obat (72,1%). Pengelompokkan obat
dengan matrix ABC - VED diperoleh obat prioritas I (AV, BV, CV, AE, AD) sebanyak
50 item obat (17,01%). Penggunaan model EOQ serta perhitungan ROP menunjukkan
penurunan total biaya persediaan obat dibandingan dengan cara pemesanan IFRS.
Besarnya penghematan biaya persediaan yang terjadi antara cara pemesanan IFRS dengan
perhitungan EOQ adalah sebesar Rp. 26.045.127,- untuk tahun 2015 dan Rp.
24.339.248,- untuk tahun 2016. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
pengendalian persediaan ob at, pihak IFRS sebaikoya melakukan pemberian prioritas
terhadap obat dalam perencanaan dan pengendaliannya dengan menggunakan analisis
ABC - VED. Metode ini tidak hanya berfokus pada ke1ompok obat yang bernilai tinggi
namun juga memperhatikan obat - obat bernilai rendah yang termasuk ke dalam obat
vital dalam pemberian kepada pasien sehingga tidak mengabaikan obat - obat bernilai
rendah secara keseluruhan. Untuk menentukan jumlah obat yang akan dipesan serta
waktu pemesanan yang tepat diperlukan perhitungan EOQ dan ROP yang terbukti
menurunkan total biaya persediaan obat.
No copy data
No other version available