Pengalaman Hidup Survivor Skizofrenia Dalam Proses Recovery Di Kersamanah Kabupaten Garut
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PROGRAM MAGISTER ILMI KEPERA WATAN
KONSENTRASI KEPERA WATAN JIW A
TESIS, Agustus 2015
Lina Rahmawati
Pengalaman Survivor Skizofrenia dalam Proses Recovery di Kersamanah
Kabupaten Garut
Abstrak
Recovery merupakan cara survivor skizofrenia menjalani hidup dengan
harapan akan terlepas dari penyakit gangguan jiwa. Banyaknya pasien skizofrenia
yang tetap kambuh setelah mereka kembali ke keluarga (setelah dirawat), akan
tetapi beberapa diantara mereka bisa survive dan dapat hidup secara produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap secara mendalam tentang pengalaman
hidup survivor dalam proses recovery.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Data didapatkan dengan wawancara mendalam terhadap 7
inforrnan yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan, usia antara 36
tahun sampai 55 tahun. Informan merupakan survivor skizofrenia yang pernah
mengalami skizofrenia dan telah sembuh sekurang-kurangnya 2 tahun. Informan
juga mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, mampu bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar dan kooperatif saat dilakukan wawancara. Hasil
wawancara di analisis dengan menggunakan metode Colaizzi.
Dari hasil penelitian diperoleh 7 tema yaitu: motivasi kesembuhan berasal
dari diri sendiri dan orang lain, kemampuan mengendalikan fikiran dan emosi,
kemampuan mengontrol halusinasi, kemampuan mencari solusi permasalahan
sehari-hari, kemampuan menghadapi stigma masyarakat, mencari pertolongan
Allah untuk keyakinan kesembuhan, dan harapan terhadap pemerintah.
Disimpulkan bahwa recovery bagi survivor skizofrenia merupakan sebuah
perjalanan panjang karena mereka berjuang melawan penyakitnya, memaharni
perjalanan hidup yang mengubahnya sampai sekarang menjadi individu yang
sudah sembuh. Tantangan bagi petugas kesehatan untuk memahami bagaimana
pengalaman survivor skizofrenia, selalu berada disamping mereka dalam
perjalanan dalam proses pemulihannya dan memahami bahwa pelayanan
kesehatan haruslah berpusat pada pasien dan dapat dilaksanakan dalam konteks
multidisiplin
No copy data
No other version available