Peran Ibu Nyai Sebagai Agen Dalam Perubahan Struktur Sosial Pesantren Kempek Cirebon
Peran Ibu Nyai sebagai seorang Agen yang aktif dalam menentukan arah
kebijakan Pesantren mengindikasikan adanya perubahan peran perempuan di
Pesantren. Perubahan yang kemudian terjadi sebagai hasil keagenan Ibu Nyai
adalah aspek Struktur Sosial Pesantren Kempek yang terus berubah. Dengan
pendekatan struktur Agen, peran Ibu Nyai di Pesantren terjadi karena adanya
interaksi antara Struktur Sosial dan tindakan Agen yang dilakukan terus menerus
yang secara praktis telah menempatkan Ibu Nyai sebagai Mitra Kiai.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran Ibu Nyai dalam
perubahan Struktur Sosial di Pesantren Kempek yang meliputi perubahan pada
lembaga pendidikan, kelompok sosial, stratifikasi sosial, dan interaksi sosial.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan analisa dilakukan
dengan dengan analisa kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai orang terdekat Kiai, Ibu
Nyai mampu memanfaatkan posisinya dengan menciptakan peran barn yaitu
sebagai Wakil Kiai dan Mitra Kiai. Dengan posisi tersebut, Ibu Nyai dapat turut
serta dalam menentukan kebijakan Pesantren dan memiliki pengaruh dalam
pengambilan kebijakan yang diambil Kiai sehingga membawa angin perubahan di
Pesantren. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada kelembagaan dengan
adanya perubahan sistem pendidikan Pesantren yang mengarah pada Pesantren
Khalafiah. Pada kelompok sosial terjadi perubahan kelompok menjadi formal dan
terstruktur dengan terbentuknya Yayasan. Dalam interaksi sosial Santri Putri dan
Putra menjadi semakin luwes. Stratifikasi sosial juga turnt berubah dengan
munculnya kelas barn bagi Ibu Nyai di Pesantren karena kekuasan, kemampuan
ekonomisasi jaringan Pesantren, dan adanya pengakuan pada keahlian Ibu Nyai.
Peran dan posisi baru Ibu Nyai merupakan hasil interaksi antara peran
Agen dan Struktur Sosial yang dilakukan secara terus menerus melalui kerja-kerja
kongkrit yang dilakukan lbu Nyai sehingga membentuk kesadaran praktis pada
Komunitas Pesantren bahwa kedudukan Ibu Nyai sebagai mitra sejajar Kiai.
Struktur Sosial Pesantren yang masih kental dengan budaya patriarki tidak
membuat Ibu Nyai terpatri dalam kondisi subordinat dan bergantung pada Kiai.
Adanya pemaknaan baru terhadap kedudukan perempuan dan legitimasi Kiai yang
meJekat dalam tindakan Jbu Nyai menjadi kunci keberhasilan daJam meJakukan
pembaharnan di Pesantren. Gerakan F eminisme Islam yang masuk ke Pesantren
dengan reinterpretasi Kitab Kuning ikut mendorong terjadinya perubahan
pemaknaan mengenai peran dan fungsi perempuan di Pesantren. Surnber daya
yang dimiliki Ibu Nyai baik budaya, sosial, serta ekonomi menjadi kekuatan Ibu
Nyai dalam melakukan tindakan.
No copy data
No other version available