Analisis Kebutuhan Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien Sebagai Bagian Persiapan Pemulang Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Bandung
Serangan stroke seringkali menimbulkan gejala sisa yang menyebabkan
kecacatan. Hal ini menyebabkan pasien memiliki ketergantungan terhadap orang
lain dalam beraktivitas, sehingga pasien stroke memiliki kebutuhan khusus yang
perlu dipersiapkan sebelum pasien pulang ke rumah. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan pasien terkait persiapan
pemulangan pada pasien stroke berdasarkan tingkat ketergantungan.
Metode yang digunakan yakni mixed method dengan strategi
eksplanatoris sekuensial, terdiri dari urutan analisis kuantitatif dan kualitatif
Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan sampel
pasien stroke yang menjalani rawat inap di ruang neurologi RSVP Hasan Sadikin
Bandung, berjumlah 28 orang yang sama untuk masing-masing tahapan. Pada
tahap kuantitatif menggunakan instrumen The Northwick Park Dependency Score
(NPDS) untuk mengukur tingkat ketergantungan dan wawancara semi-terstruktur
untuk tahapan kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan setengahnya dari responden yang
menderita stroke memiliki tingkat ketergantungan sangat tinggi, yakni sebesar
50%. Diikuti dengan ketergantungan tinggi sebesar 21,4% serta tingkat
ketergantungan sedang dan rendah masing-masing sebesar 14,3%. Pada
pemenuhan kebutuhan dasar nilai tertinggi pada tingkat ketergantungan rendah
dan sedang yakni masalah pergerakan; ketergantungan tinggi yakni masalah BAK
dan BAB serta penekanan pada kulit; dan ketergantungan sangat tinggi yakni
masalah komunikasi. Sedangkan pada kebutuhan keperawatan khusus hanya
terdapat pada responden dengan tingkat ketergantungan tinggi dan sangat tinggi.
Analisis variasi kebutuhan pasien stroke terkait persiapan pemulangan yakni
berupa kebutuhan fisik (biologis): alat bantu dalam beraktivitas (asistenJorang
untuk membantu beraktivitas, tongkat, dan barang untuk berpegangan), alat bantu
BAK dan BAB (pispot dan pampers), al at bantu makan (N GT), manajemen nyeri
(nyeri kepala dan nyeri punggung), dan infonnasi (penyakit, terapi fisik, waktu
kontrol, manajemen pengobatan dan masalah seksual). Kebutuhan psikologis:
dukungan emosional (kepasrahan akan kondisi, perasaan stress, kesulitan
mengontrol emosi, dan malu dengan kondisi fisik). Kebutuhan sosial: motivasi
dari orang lain (dukungan untuk sembuh). Dan kebutuhan spiritual: manajemen
distress keyakinan (malu kepada tuhan terhadap kondisi) dan pelaksanaan ibadah
(tata cara tayamum).
Intrumen NPDS belum mampu menganalisis semua kebutuhan karena
sebagian besar berfokus pada kebutuhan fisik, sehingga diperlukan tahapan
kualitatif dengan wawancara untuk menggali kebutuhan non-fisik seperti
kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual.
No copy data
No other version available