Regresi COX Pada Survei Kompleks (Studi Kasus : Lama pemberian ASI Di Provinsi Riau Menggunakan Data SUSENAS 2012 )
Cox (1972) memperkenalkan metode regresi untuk meiihat faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa dengan peubah respon
berupa waktu survival. Pada data yang berasal dari survei kornpleks,
regresi Cox biasa kurang tepat untuk diterapkan karena peluang setiap
unit untuk terpilih sebagai sampel akan berbeda-beda. Binder (1992)
mengembangkan regresi Cox dengan memperhatikan desain penarikan
sampei menggunakan simulasi penarikan sampel stratifikasi. Dalam
penelitian ini penggunaan regresi Cox pada survei kompleks akan
diaplikasikan pada kasus lama pemberian ASI di Provinsi Riau
menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2012
dimana desain penarikan sampelnya tiga tahap berstrata. Pada regresi Cox
yang menggunakan data setahun, terdapat dua prediktor yang signifikan
terhadap penghentian pemberian ASI yaitu penolong persalinan medis
serta tingkat pendidikan ibu menengah dan tinggi. Model regresi Cox
dengan pembobot dan tanpa pembobot sampel dapat memberikan hasil yang
berbeda. Berdasarkan perbandingan plot residu Cox-Snell menggunakan data
setahun dan per triwulan, terlihat dengan jelas bahwa model dengan pembobot
sampel memberikan hasil lebih fit dengan data. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Binder (1992) bahwa model dengan pembobot sampel memberikan
hasil yang lebih baik. Oleh karena itu desain penarikan sampel hams ikut
diperhatikan dalam membuat model. Standard error pada model dengan
pembobot sampel lebih besar karena turut memperhitungkan desain penarikan
sampel dan adanya subpopulasi.
No copy data
No other version available