Resistensi Komunitas Kretek Dalam Mempertahankan Kesejahteraan Kretek Di Indonesia
Maraknya kampanye anti rokok dan anti tembakau mengakibatkan
bulatnya pandangan masyarakat bahwa kretek merupakan ha} yang berbahaya
bagi kesehatan dan patut untuk dienyahkan dari Indonesia. Tak luput dengan
kebijakan yang dibuat pemerintah serta isu hangat FeTe (Framework Convention
of Tobacco Control) yang masih belum disahkan di Indonesia semakin
memojokkan produktivitas tembakau dan kretek di Indonesia. Disahkannya FeTe
di Indonesia akan merugikan banyak pihak. Terdapat temuan Wanda Hamilton
lewat bukunya Nicotine War yang mengungkapkan bahwa perang terhadap
tembakau ini bukanlah semata karena isu kesehatan saja, namun juga terdapat
kepentingan politik dan bisnis yang kuat. Apalagi Indonesia memiliki kretek,
produk asli Nusantara yang merupakan olahan tembakau dan cacahan cengkeh
yang jika dibakar menghasilkan aroma yang khas dan berbunyi kretek-kretek.
Eksistensi Komunitas Kretek ada untuk melawan dan mencegah pemusnahan
kretek di Indonesia, karena selain merupakan komoditas terakhir pertanian
Indonesia, kretek juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang kental, serta untuk
membela hak-hak pengkretek yang telah mengalami diskriminasi.
Adapun tu juan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dan
mengeksplanasikan perlawanan yang dilakukan Komunitas Kretek terhadap
ratifikasi FeTe; untuk mengeksplorasi tindakan Komunitas Kretek dalam
melindungi hak-hak para pengkretek; dan untuk mengeksplorasi tindakan
Komunitas Kretek dalam mempertahankan kretek sebagai salah satu cagar budaya
Indonesia. Beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori interaksi
simbolik, teori dekonstruksi, teori konflik dan model kampanye. Paradigma yang
digunakan ialah paradigma kritis. Sedangkan metode penelitiannya ialah kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus.
Hasil penelitian yang diperoleh ialah: 1) Komunitas Kretek melakukan
perlawanan terhadap ratifikasi FeTe dengan melakukan penggugatan kebijakan,
aksi protes di jalan, sosialisasi dengan petani tembakau, penyebaran wacana
melalui berbagai saluran; 2) Komunitas Kretek mempertahankan hak-hak
pengkretek dengan menggugat kebijakan, menuntut adanya ruang merokok yang
layak, membuka kanal pengaduan diskriminasi perokok, dan melakukan survey
tandingan mengenai Kawasan Boleh Merokok; 3) Komunitas Kretek
mempertahankan kretek sebagai cagar budaya Indonesia dengan penyebaran
wacana melalui berbagai saluran, mengadakan lomba nyethe dan menjadikan 3
Oktober sebagai Hari Kretek Nasional. Kesimpulan yang penelitian ini ialah
Komunitas Kretek melakukan resistensi untuk mempertahankan kesejahteraan
kretek di Indonesia dengan melawan ratifikasi EC'TC, merubah kebijakan yang
dapat berakibat buruk terhadap keberlangsungan kretek di Indonesia, serta
mempertahankan eksistensi kretek sebagai cagar budaya Indonesia.
No copy data
No other version available