Analisis Daur Hidup, Emisi CO2, Dan Karbon Tersimpan Dari Produk Berbahan Baku Tanaman Perennial Pada Sistem Agroforestari Talun
Kurangnya penelitian akan studi LCA secara menyeluruh (Cradle-ta-Grave) untuk
produk berbahan tanaman perennial menyebabkan lemahnya ketersediaan data.
Selain itu berkembangnya sektor industri kecil-menengah dalam memproduksi
tanaman perennial menjadi suatu produk menimbulkan potensi pelepasan CO2
yang tak terawasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat daur hidup, emisi CO2,
dan karbon tersimpan dari produk berbahan tanaman perennial bambu tali dan
albasia pada sistem agroforestri talun di Desa Cijedil. Metode yang digunakan
berdasarkan ISO 14040 mengenai Life Cylce Assessment (LCA).
Hasil memperlihatkan, produk yang dihasilkan dari bambu tali yaitu suluh, awi
leunjeuran, reng, bilik, korang, serta laha, dan dari albasia yaitu suluh, kaso,
galar, tiang, papan, pallet, peti kas, mobil mainan dan medium jamur. Kegiatan
pengelolaan lahan dan tanaman dengan penggunaan pupuk sintetik untuk
komoditas non-utama (palawija) akan menimbulkan beban C02 tambahan bagi
komoditas utama yang ditanam, karena berada dalam satu masa tanam.
Besamya C02 untuk kegiatan pengelolaan lahan dan tanaman talun bambu tali
sebesar 25,2 Mg C021 ha dan untuk talun albasia sebesar 61,74 Mg CO2/ha. Dari
sekian produk berbahan bambu tali, hanya bilik yang menghasilkan CO2 dalam
proses produksinya yaitu sebesar 2,36 Kg C02/produk. Sedang kegiatan produksi
produk berbahan albasia yang memiliki nilai CO2 terbesar ialah pallet sebesar
1,17 Kg C02/produk dan terkecil ialah mobil mainan sebesar 0,002 Kg
C02/produk. CO2 terbesar dari proses distribusi produk berbahan bambu tali
berasal dari laha sebesar 2,31 Kg C021 produk, sedang produk berbahan albasia
berasal dari rnobil mainan sebesar 7,22 Kg C021 produk.
Karbon tersirnpan paling besar dari produk berbahan barnbu tali berasal dari awi
leunjeuran sebesar 12, 01 kg C, dan untuk produk berbahan albasia berasal dari
tiang sebesar 8,74 kg C. Lama penggunaan produk berbahan barnbu tali berkisar
antara 6 bu1an-7 tahun, sedang untuk produk dari albasia antara 8-20 tahun untuk
produk utarna dan 4-3 tahun untuk produk sarnpingan. Diakhir penggunaan,
umurnnya produk-produk akan dibakar, baik itu dirnanfaatkan sebagai bahan
bakar atau tidak.
No copy data
No other version available