ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BIOETANOL DALAM PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BIOETANOL
DALAM PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI
Studi Kasus di Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi untuk meningkatkan penyediaan
dan penggunaan bahan bakar nabati, salah satunya adalah dengan mengembangkan
program Desa Mandiri Energi (DME). Mesipun jurnlah DME meningkat (KESDM,
2008) namun pada kenyataannya program DME masih menghadapi berbagai kendala.
Salah satu contoh kasus kegagalan program DME berbasis bioetanol terjadi di Desa
Cibunar Kecamatan Cibatu, Garut, Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan berhentinya
produksi bioetanol yang menunjukkan bahwa implementasi kebijakan bioetanol dalam
program tersebut tidak berjalan sesuai seperti yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan interaksi antar aktor dalam
program melalui karakteristik setiap kelompok aktor; menjelaskan faktor dominan
diantara karakteristik-karakteristik aktor yang menyebabkan kegagalan implementasi
kebijakan bioetanol dalam pelaksanaan program; dan menghasilkan rekomendasi
rekomendasi untuk memperbaiki pelaksanaan program. Metode studi kasus digunakan
sebagai strategi penelitian dengan contextual interaction theory (CIT) sebagai dasar
kerangka teoretis (Bressers, 2007). Data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dengan
wawancara mendalam, penyebaran kuesioner dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi implementor bemilai
positif dengan skor 0.71. Nilai yang tinggi untuk karakter implementor juga dihasilkan
pada variabel informasi yakni 0.70 dari skor maksimal 1.00. Di sisi lain aktor target
menunjukkan nilai negatif untuk variabel motivasi yakni -0.25 dan nilai yang rendah
untuk variabel informasi yakni 0.30. Variabel kekuatan untuk implementor adalah 0.73,
sementara untuk target adalah 0.25. Dengan dernikian perbedaan skor kekuatan antara
kedua kelompok aktor tersebut adalah 0.48, menunjukkan bahwa dorninasi kekuatan
masih dipegang oleh pemerintah sebagai implementor. Berdasarkan CIT, interaksi yang
terjadi pada aktor-aktor dalam program DME di Desa Cibunar adalah kooperasi dengan
tekanan. Hasil respon negatif terhadap program menunjukkan variabel kekuatan sebagai
faktor yang paling menyebabkan kegagalan program. Skor untuk motivasi, informasi dan
kekuatan dalam kontribusinya terhadap kegagalan program berturut-turut 1.54, 1.48 dan
1.75. Untuk memperbaiki implementasi kebijakan penyediaan dan pemanfaatan bioetanol
pada program DME di Desa Cibunar perlu dilakukan peningkatan penerimaan teknologi
melalui transfer teknologi, penataan kelembagaan program, perbaikan kelengkapan
kebijakan dan pemberdayaan komunitas, serta penetapan insentif dan penentuan harga
singkong yang tidak merugikan petani.
No copy data
No other version available