Kajian Vegetasi Dan Nilai Guna Langsung Hutan Mangrove Serta Arahan Strategi Pengelolaan Secara Berkelanjutan
KAJIAN VEGETASI DAN NaAI GUNA LANGSUNG HUTAN
MANGROVESERTAARAHANSTRATEGIPENGELOLAANSECARA
BERKELANJUTAN
(Studi Kasus Kawasan Mangrove di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat)
ABSTRAK
Penelitian tentang kondisi vegetasi dan nilai guna langsung hutan
mangrove serta arahan strategi pengelolaan secara berkelanjutan dilatarbelakangi
akibat adanya kerusakan ekosistem mangrove di Kabupaten Aceh Barat karena
bencana tsunami pada tahun 2004. Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun
2013. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengkaji kondisi vegetasi hutan
mangrove, (2) mengkaji nilai guna langsung kawasan mangrove, (3)
merencanakan arahan strategi . pengelolaan secara berkelanjutan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif Metode
kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data vegetasi hutan mangrove dengan
penggunaan transek pada tiga lokasi pengambilan data serta nilai guna langsung
kawasan tersebut melalui wawancara terstruktur dengan responden. Sedangkan
metode kualitatif untuk mendapatkan data vegetasi hutan melalui observasi serta
strategi pengelolaan secara berkelanjutan melalui wawancara semi tertsruktur
dengan berbagai pihak yang terkait.
Dari penelitian ini ditemukan 5 jenis tumbuhan mangrove yaitu
Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba
dan Acrostichum aureum. Kondisi kualitas lingkungan vegetasi pada kelas pohon
secara umum di kawasan mangrove tersebut adalah kurang mantap dan termasuk
katagori buruk dengan nilai skala 2 yang ditunjukkan oleh indeks keaneragaman
jenis rata-rata sebesar HI 1,08. Nilai INP rata-rata tertinggi pada kelas pohon
terdapat pada tumbuhan Nypa fruticans sebesar 124 % dan pada kelas pancang
adalah Rizhophora apiculata sebesar 85.3 %. Indeks kesamaan jenis tertinggi
terdapat pada kombinasi transek pertama dan kedua sebesar 85,7, sedangkan yang
terendah terdapat pada kombinasi transek kedua dan ketiga sebesar 57,1.
Dari perhitungan nilai guna langsung kawasan mangrove kecamatan
Samatiga, didapatkan keuntungan bersih dari pemanfaatan kawasan tersebut
sebesar Rp. 10.578.442,9,- per hektar/tahun. Strategi pengelolan mangrove secara
berkelanjutan yang dapat dilakukan antara lain : a). memantapkan kebijakan
bersama dalam pengelolaan mangrove. b). meningkatkan upaya rehabilitasi
ekosistem mangrove, c). melaksanakan penyuluhan, pendidikan dan latihan
tentang pengelolaan ekosistem mangrove kepada masyarakat, d). pemberdayaan
kelompok masyarakat. e). mengembangkan kegiatan akua-forestry atau silvo
fishery.
No copy data
No other version available