Struktur Dan Fungsi Serta Strategi Pengembangan Kabun Kalaka Sistem Agroforestry Tradisional Masyarakat Dayak Maanyan Di Kalimantan Tengah
STRUKTUR DAN FUNGSI SERTA STRATEGI PENGEMBANGAN
"KABUN KALAKA" : SISTEM AGROFORESTRY TRADISIONAL
MASY ARAKA T DA YAK MAANY AN DI KALIMANTAN TENGAH
Oleh
David Suwito
NIM. 250 2011 0050
Program Pasea Sarjana Magister Ilmu Lingkungan
Tim Pembimbing: I. Prof. Johan Iskandar, M.Se, Ph.D; II. Parikesit, M.Se, Ph.D
ABSTRAK
Agroforestry telah banyak dipraktekkan di berbagai negara berkembang.
Sistem ini berkembang sesuai dengan kebiasaan di daerah masing masing,
sehingga dikenal sebagai agroforestri tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui struktur dan komposisi penyusun, fungsi, pengetahuan lokal dan
strategi pengembangan sistem agroforestry tradisional masyarakat Dayak
Maanyan yang dikenal sebagai Kabun Kalaka. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif untuk analisis vegetasi dan fungsi ekonomi, dimana 41 KK
dipilin sebagai sampel dari Populasi sebanyak 70 KK, sedangkan metode
kualitatif digunakan pada pengumpulan data fungsi ekologi dan ekonomi,
pengetahuan lokal dan kondisi aktual pengelolaan. Analisis SWOT digunakan
untuk menyusun strategi pengelolaan.
Agroforestry Tradisional Dayak Maanyan yang dikenal sebagai
Kabun Kalaka terdiri dari dua tipe yaitu Pulau Wawuaan dan Kabun
Pararaba. Pada Pulau Wawuaan ditemukan 41 spesies tanaman keras atau
huah buahan dan didominasi a/eh species Cempedak (Artocarpus
champeden), serta ditemukan tanaman non kayu kebanyakan berupa tanaman
obat. Kabun Pararaba didominasi oleh species karet (Havea brasilliensis).
Secara ekologi Kabun Kalaka Pulau Wawuaan mempunyai fungsi dalam
pelestarian tanaman khas lokal terutama jenis buah buahan, penghasil kayu,
pelestarian hewan buruan dan pelestarian hew an keramat suku Dayak
Maanyan yaitu burung Enggang (Buceros rhinoceros), sedangkan Kabun
Pararaba mempunyai dalam pelestarian jenis tumbuhan penghasil produk
yang bernilai ekonomi tinggi, serta berfungsi sebagai koridor satwa. Secara
ekonomi, Pulau Wawuaan memberi kontribusi lebib besar terhadap total
pendapatan masyarakat dibandingkan Kabun Pararaba. Secara sosial
budaya, Kabun Kalaka mempunyai fungsi dalam hal aspek tenurial, identitas
kultural, kelembagaan lokal, adat istiadat dan pengetahuan lokal. Strategi
pengembangan kedua tipe. Kabun Kalaka yang diusulkan meliputi
pendampingan dan penyuluhan masyarakat, pemhenahan pemasaran,
pengolahan pascapanen serta perbaikan sistem pemasaran.
No copy data
No other version available