Modal Sosial Dalam Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung
Banjir adalah salah satu beneana yang sering terjadi di Indonesia. Badan
Nasional Penanggulangan Beneana (BNPB) meneatat sampai bulan Februari 2013
telah terjadi 277 beneana banjir. Sebagian besar beneana tersebut tidak hanya
terjadi di wilayah perkotaan tetapi juga di perdesaan. Seeara sosial beneana banjir
tersebut merupakan salah satu masalah sosial yang disebabkan antara lain oleh
pesatnya pertumbuhan penduduk. Pesatnya pertumbuhan penduduk tersebut selain
telah menggeser model-model strategi survivalitas masyarakat di sekitamya juga
telah memuneulkan suatu model relasi baru yang berkembang sebagai salah satu
strategi adaptasi masyarakat dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dalam
lingkungannya. Adaptasi-adaptasi yang muneul tersebut adalah suatu tata nilai
barn yang melengkapi dan menjawab kebutuhan sosial baru di dalam masyarakat
serta berkembangnya berbagai kelompok yang turut berupaya mengatasi masalah
banjir. Berkembangnya kelompok-kelompok ini, selain telah memuneulkan
optimisme akan adanya upaya stabilitas sosial, di sisi lain juga menunjukkan
bahwa modal sosial didalam masyarakat masih terpelihara dan terus tumbuh. Hal
tersebut dapat dilihat dari masih tingginya kemampuan masyarakat untuk
bekerjasama demi meneapai tujuan bersama didalam berbagai kelompok dan
organisasi. Kemarnpuan bekerjasarna ini muneul dari kepereayaan umum di dalam
sebuah masyarakat atau di bagian-bagian paling keeil dalam masyarakat. Dari
modal sosial tersebut dimaknai bahwa masyarakat di daerah beneana memiliki
ketahanan sosialnya yang khas namun bukan tidak mungkin dapat digeneralisir
melalui bentukan model.
Masalah didalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana ketahanan sosial
eksisting dalarn masyarakat? 2). Bagaimana model yang dapat disusun dalam
konteks ketahanan sosial masyarakat di wilayah beneana? Dengan demikian,
penelitian ini berupaya untuk mengeksplorasi ketahanan sosial dan juga menyusun
model ketahanan sosial pada masyarakat yang rentan terhadap beneana.
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian di tahun 2013
dengan tim peneliti yang sama. Dalarn membangun model, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan beranjak dari studi kasus yang
dilakukan pada tahun 2013. Studi kasus dilakukan dengan
membandingkan/komparasi beberapa kasus banjir yang terjadi di Kabupaten
Bandung. Sumber data dalarn penelitian adalah literature terdahulu dan juga
berbagai narasumber. Dalam penyusunan model dan evaluasinya, dilakukanfocus
group discussion guna mendapatkan pandangan emik dari masyarakat tineliti
berkaitan dengan kebenaran dan kebergunaan model yang disusun oleh tim
peneliti. Lokasi penelitian ini sebagaimana yang dilakukan pada penelitian tahap
pertama yaitu di Keeamatan Dayeuhkolot (Desa Citeureup), Keeamatan
Bojongsoang (Desa Bojongsoang) dan Keeamatan Baleendah (Kelurahan Andir).
No copy data
No other version available