Pengaruh terapi komplementer keperawatan (akupunktur) terhadap mual pada pendirita yang menjalani pngobatan TB di puskesmas pameungpeuk dan baleendah kabupaten bandung
Pad a tahun 2009 angka kejadian kasus TB di dunia 9,4 rniliar sampai
dengan 11,1 rnilyar dengan angka kematian mencapai 1,7 juta orang. Jumlah
Kasus baru TB di Indonesia pad a tahun 2009 ditemukan 528.063, dengan
kematian 91.369. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung rnenunjukkan dari
2112 kasus TB . terdapat 33 orang yang mengalami dropout. Puskcsmas
Pameungpeuk merupakan Puskesrnas yang merniliki kasus baru terbanyak pad a
tahun 20 10 ya itu tercatat 172 dengan data DO 14 kasus. Pengobatan TB yang
terputus akan mengakibatkan kuman TB menjadi resisten.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 14 pasien DO, terdapat 5 orang
yang merasa tidak nyaman akibat rasa rnual .Hal ini diperkuat dengan penelitian
Dinesh Koju, yang mengungkapkan bahwa dari 61 penderita TB ,34 pasien
(48,57%) mengalami mual meskipun telah diberikan obat untuk menghilangkan
rasa mua!. Akupunkturmerupakan salah satu metoda kornplernenter yang bisa
diterapkan untuk mengatasi keluhan mua!. Berdasarkan latar belakang terse but
,maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh akupunktur
terhadap penurunan mual pada penderita yang menjalani pengobatan TB paru di
Puskesmas Pameungpeuk dan Balaendah Kabupaten Bandung.
Jenis penelitian adalah eksperirnen, dengan rancangan Two-Group
Pretest-Posttest Design. Populasi pada penelitian adalah seluruh pasien yang
berobat ke Puskesmas Pameungpeuk dan Baleendah. Sampel yang diambil
berjumlah 16 kasus dan 16 kontro!. Teknik pengurnpulan data melalui teknik
wawancara terhadap keluhan mual yang dirasakan yang sebelumnya telah
dilakukan pretest, dengan menggunakan instrument wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas akupunktur terjadi mulai
pad a terapi kunjungan ke-J karena diternukan sekitar 18,8 % responden yang telah
dilakukan intervensi tidak merasakan keluhan mual. Paling efektif intervensi
akupunktur terjadi pada hari ke 7 yaitu sekitar 93,7 %. Hal ini diperkuat dengan
peneiitian Chistina Simadibrata pada tahun 2009, yang menyatakan bahwa
Akupuntur efektif dalam mengatasi keluhan : mual, muntah, (96,67%) terhadap 15
responden yang rnengalam i gangguan dyspepsia fungsional. S irn pulan dari
peneiitian ini adalah terjadi penurunan rnual yang signifikan pad a pasien yang
dilakukan akupunktur dan tidak terjadi penurunan mual pad a pasien kontrol.
Peneiiti merekornendasikan agar ilmu akupunktur dapat dimiliki oleh perawat
dan dapat dijadikan alternatif dalam mengatasi rnual pada penderita yang sedang
menjalani pengobatan TB.
No copy data
No other version available