Komunikasi keluarga pada pasangan Commuter Marriage (studi kasus komunikasi keluarga pada pasangan commuter marriage di kota Bandung)
Vebyanti: 210120100008; Komunikasi Keluarga Pasangan Commuter Marriage
(Studi Kasus Komunikasi Keluarga pada Pasangan Commuter Marriage di kota
Bandung); Program PascaSarjana Universitas Padjadjaran; Tim Pembimbing: Dr.
Eni Maryani, M.Si dan Drs. Roy Robert Rondonuwu, M.Lib.
Pasangan commuter marriage saat ini dapat ditemui di mana saja, termasuk
di kota Bandung. Pasangan commuter marriage adalah pasangan suami istri yang
menjalani hubungan jarak jauh di mana salah satu pasangan berdomisili di kota
berbeda dan pulang kembali ke Bandung pada waktu tertentu saja. Dengan adanya
perkembangan teknologi, komunikasi pada pasangan ini dapat tetap terjalin
dengan adanya komunikasi dengan menggunakan media. Oleh karena itu,
penelitian ini ingin mengetahui bagaimana komunikasi keluarga pada pasangan
commuter marriage di kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan
metode penelitian studi kasus. Data dari informan didapatkan dari empat pasangan
commuter marriage dengan menggunakan tehnik pengamatan, dan wawancara
mendalam. Teori yang menjadi landasan dari penelitian ini adalah teori interaksi
simbolik.
Hasil dari penelitian ini didapat bahwa (1) rutinitas komunikasi pasangan
commuter marriage terdiri dari beberapa aspek diantaranya: (a) para pasangan
commuter marriage memiliki keragaman dalam menggunakan waktu untuk
berkomunikasi; (b) konten komunikasi yang umumnyya dibicarakan oleh
pasangan commuter marriage adalah anak-anak, urusan rumah tangga, pekerjaan
dan permasalahan di antara pasangan itu sendiri; (c) penggunaan media pada
pasangan commuter marriage cukup beragam, diantara telepon, telepon genggam
dan komputer atau lap top. Selain itu, media berbasis internet digunakan juga oleh
beberapa pasangan commuter marriage diantaranya penggunaan fasilitas web cam
dan juga sosial media. (2) Hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi pada
pasangan commuter marriage berupa hambatan yang sifatnya teknis dan
hambatan non-teknis. (3) Ketika menghadapi masalah maka pasangan commuter
marriage mengkomunikasikannya melalui komunikasi dengan media dan
komunikasi tatap muka. ( 4) Penggunaan media berpengaruh pada kulitas
komunikasi keluarga pasangan commuter marriage karena media menjadi syarat
terjadinya komunikasi keluarga pada pasangan tersebut. (5) Dampak komunikasi
hubungan commuter marriage terhadap komunikasi keluarga pasangan tersebut,
diantaranya: ( a) perubahan perilaku suami ketika berada di Bandung; (b) istri
mampu mengkomunikasikan permasalahan keluarga ketika suami tidak berada di
rumah; (c) penerapan aturan-aturan pada anak menjadi longgar ketika suami
berada di rumah.
No copy data
No other version available