Budaya populer Korea sebagai identitas anggota komunitas: Studi kasus pada penggemar budaya populer Korea di Bandung Korea Community
Budaya Populer Korea sebagai Identitas Anggota Komunitas
(Studi Kasus pada Anggota Bandung Korea Community)
Fenomena budaya populer Korea merupakan fenomena aktual saat ini di
Indonesia, terutama drama Korea yang secara kontinyu ditayangkan oleh televisi
swasta kita. Salah satu penggemar budaya populer Korea adalah remaja dimana
secara psikologis dipandang sebagai sebuah fase yang rentan terkontaminasi dengan
berbagai hal baru baginya, disamping tergolong ke dalam kategori pencari identitas.
Remaja sebagai pencari identitas diri memerlukan sarana untuk mengaktualisasikan
dirinya. Setiap remaja pasti memiliki ketertarikan pada sesuatu yang harus
diekspresikannya bersama teman-teman sebayanya. Oleh sebab itulah sebuah
komunitas terbentuk, dan salah satunya adalah Bandung Korea Community.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara holistik
mengenai bagaimana anggota Bandung Korea Community memaknai budaya populer
Korea sebagai identitas mereka. Hal ini berkaitan dengan perilaku, bahasa, dan
simbol-simbol yang mereka kenakan untuk ditunjukkannya pada orang lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Secara operasional, penelitian ini dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan melakukan studi dokumentasi di Bandung Korea
Community. Setelah data terkumpul, seluruh data dikelompokkan, dikroscek, dan
dianalisis sehingga membentuk suatu gambaran yang objektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya populer Korea yang menjadi
acuan perilaku anggota Bandung Korea Community berasal dari realitas dalam drama
Korea. Semua yang mereka kenakan adalah hasil komunikasi dengan dirinya sendiri
dan juga orang lain dalam komunitas terse but. Berkaitan dengan itu, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Model perilaku yang ditunjukkan oleh
anggota merupakan sebuah kesadaran mereka untuk mengubah perilakunya sesuai
dengan perilaku mayoritas dalam komunitas, (2) Bahasa Verbal atau bahasa gaul ala
Korea yang diadopsi oleh anggota dimaknai sebagai suatu alat untuk mempertebal
rasa kepemilikan pada komunitas dan kebanggaan mereka pada komunitas, (3) sama
seperti halnya bahasa gaul ala Korea, simbol juga dimaknai sebagai suatu alat untuk
mempertebal rasa kepemilikan dan kebanggaan anggota pada komunitas. Dengan
menggunakan bahasa dan simbol maka mereka dapat mempertegas identitas
kekoreaan mereka pada lingkungan sekitarnya, (4) Idola dimaknai anggota seseorang
yang memberikan inspirasi hingga membuatnya mau untuk berbuat sesuatu demi
orang yang menjadi idolanya tersebut. Idola dijadikan significant other yang dapat
menuntun dan mengarahkan anggota menjadi seseorang sesuai dengan identitas yang
diinginkannya, Mereka tampil tidak menjadi dirinya sendiri, melainkan mencoba
tampil sebagai seseorang yang diidolakannya.
No copy data
No other version available