Pengembangan Kriteria Ekologi Untuk Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan di Pulau Belitung : studi kasus daerah Nyuruk, kabupaten Belitung Timur dan Tanjung Rusa, Kabupaten Belitung
PENGEMBANGAN KRITERIA EKOLOGI UNTUK PRODUKSI KELAPA
SAWIT BERKELANJUTAN DI PULAU BELITUNG
(Studi Kasus: Daerah Nyuruk, Kabupaten Belitung Timur dan Tanjung
Rusa, Kabupaten Belitung)
Oleh: Annisa Joviani Astari
ABSTRAK
Seiring dengan meningkatnya reputasi Indonesia sebagai salah satu produsen
kelapa sawit terbesar, kebutuhan untuk menciptakan produksi yang berkelanjutan
pun meningkat. Hal ini diiringi berbagai isu dampak yang dihasilkan, terutama
dampak terhadap lingkungan dari produksi kelapa sawit. Untuk menciptakan
sinergi dari produksi kelapa sawit dengan perlindungan lingkungan, kriteria
ekologi menjadi penting sebagai bentuk operasionalisasinya. Kriteria ekologi yang
dikembangkan ini akan menjadi standar penilaian terhadap industri kelapa sawit
dalam melakukan pengelolaan lingkungan. Studi kasus dari penelitian ini
dilakukan di daerah Nyuruk, Kabupaten Belitung Timur dan Tanjung Rusam
Kabupaten Belitung. Dalam memformulasikan set kriteria ekologi, digunakan
hasil identifikasi High Conservation Value (HCV) sebagai acuan. Pandangan dari
para pemangku kepentingan terkait (ahli ekologi dan lingkungan, karyawan
perkebunan kelapa sawit, dan pemerintahan setempat) diintegrasikan dengan
pemberian penilaian terhadap kriteria. Analisis multi kriteria kemudian digunakan
untuk menganalisis pemberian prioritas terhadap kriteria ekologi. Pendekatan
ekosistem digunakan sebagai prinsip dari kriteria-kriteria yang diajukan ini.
Kriteria yang telah diidentifikasi dan diajukan sebagai kriteria yang sesuai dengan
karakteristik Belitung dan kepentingan para pemangku kepentingan berjumlah
delapan kriteria. Kriteria dengan prioritas pertama adalah konservasi sumber daya
air, dan konservasi hutan serta kawasan dengan status dilindungi. Kriteria dengan
prioritas kedua adalah perlindungan flora dan fauna langka dan terancam punah,
pencegahan kebakaran di areal perkebunan dan sekitamya, pelestarian ekosistem
iangka, habitat kunci serta jalur koridor satwa. Meski mendapatkan prioritas yang
rendah, beberapa kriteria seperti kriteria penanaman berdasarkan lanskap ekologi
dan topografi yang sesuai, serta perlunya upaya pencegahan banjir di sekitar areal
perkebunan tetap dianggap perlu disertakan dalam set kriteria untuk pencapaian
produksi kelapa sawit berkelanjutan.
No copy data
No other version available