Perancangan Worbook form discrimination untuk anak usia pra sekolah (4-5 tahun) sebagai salah satu aspek visual discrimination yang medasari kemampuan belajar membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan intelektual yang paling awal
dipelajari manusia. Saat membaca, individu melakukan dua tugas yaitu decoding
(mengasosiasikan bunyi dengan bentuk huruf) dan comprehension (memahami
pesan pada bacaan). Menurut Dechant (1982), agar mampu melakukan kedua
tugas tersebut, ada beberapa kemampuan yang hams dikembangkan saat anak
berada di jenjang TK. Salah satunya adalah keterampilan membedakan berbagai
bentuk secara visual atau form discrimination yang merupakan bagian dari aspek
visual discrimination. Keterampilan ini melatih ketepatan anak dalam
mempersepsikan bentuk visual yang mendasari bentuk-bentuk huruf alphabet.
Ketidakmampuan anak dalam menguasai aspek ini, membuat anak sulit
memahami bentuk huruf yang ditemui saat belajar membaca.
Peneliti mengembangkan rancangan workbook form discrimination yang melatih
kemampuan anak dalam membedakan berbagai macam bentuk visual secara
tertulis. Workbook ini dirancang berdasarkan teori visual discrimination milik
Dechant dan teori instructional design dari Gagne. Materi yang dikembangkan
pada workbook adalah kemampuan form discrimination yang terdiri dari :
kemampuan membedakan bentuk objek, kemampuan membedakan bentuk
geometri, dan kemampuan membedakan orientasi arah. Metoda yang digunakan
adalah studi kasus dan quasi eksperimen single group pretest posttest studies
dengan 4 orang subjek dari kelompok B PAUD. Data yang dihasilkan dari uji
coba workbook diolah secara kualitatif untuk melihat ketepatan instruksi secta
content materi yang digunakan. Peneliti juga melakukan pengolahan data
kuantitatif untuk mengetahui peningkatan keterampilan form discrimination pada
anak sebelum dan sesudah pengerjaan workbook.
Setelah dilakukan uji coba, peneliti menemukan 8 dari 19 instruksi yang ada
dalam workbook (52%) hams mengalami revisi karena kalimat yang digunakan
tidak cukup kongkrit bagi anak usia pra sekolah. Sedangkan dan 11 dari 19 materi
(58%) hams direvisi berdasarkan beberapa aspek, yaitu : urutan item yang tidak
tepat, content item dan sub materi tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran,
urutan pemberian materi yang tidak sistematis, dan layout yang membingungkan
anak dalam pengerjaan tugas. Dari hasil pengerjaan workbook, terdapat
peningkatan kemampuan dari tiap materi pembelajaran jika dibandingkan antara
pretest dan posttest. Namun, berdasarkan hasil perhitungan statistik, peningkatan
tersebut tidak signifikan.
No copy data
No other version available