Determinan harga lelang kayu jati perum perhutanan unit jawa tengah melalui KPKNL surakarta
Harga jual kayu jati Perhutani masih rendah hanya 60 % dari harga pasar.
Sehingga potential lost yang harus ditanggung sebesar lebih Rp 1 Trilliun per tahun.
Perbaikan harga jual untuk menekan potential lost menjadi prioritas kebijakan dalam
rangka peningkatan pendapatan Perhutani khususnya dan penerimaan negara pada
umumnya. Salah satu cara untuk memperbaiki harga jual adalah dengan pelaksanaan
lelang kayu melalui KPKNL Suakarta. Pelaksanaan lelang kayu tersebut diharapkan
dapat menciptakan persaingan dan meningkatkan harga lelang yang lebih tinggi dari
harga Iimitnya, namun kenyataannya tidak demikian. Harga lelang kayu akhir hanya
lebih sedikit dari harga limitnya. Jadi perlu dilakukan analisis yang mendalam tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi harga lelang kayu jati.
Penelitian ini merupakan analisis tentang pengaruh variabel independen
yaitu harga limit, volume kayu, jenis kayu, dan lokasi dengan variabel dependen yaitu
harga lelang kayu jati milik Perhutani melalui KPKNL Surakarta. Penelitian ini
penting dilakukan karena peningkatan harga lelang kayu jati di KPKNL Surakarta
relatif rendah dan keberhasilan lelang akanmemperbaiki harga jual jati dan
meningkatkan pendapatan Perhutani.
Data yang diteliti berupa kapling kayu jati yang terjual dalam Risalah Lelang
kayu di KPKNL Surakarta dari bulan Juli 2009 sampai dengan Juni 2010 dengan
sampel sebanyak 400 transaksi. Data-data dianalisis menggunakan metode statistik
dengan model regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan harga limit, volume kayu, jenis kayu, dan
lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga lelang kayu jati. Secara
parsial, harga limit, volume kayu, dan jenis kayu berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga lelang kayu jati, sedangkan lokasi tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga lelang kayu jati.
No copy data
No other version available