Analisis Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara Pada Setiap Siklus Kemoterapi di Ruang Kemoterapi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran Bandung
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan kanker payudara yang
menimbulkan efek samping sistemik pada tubuh, menimbulkan berbagai gejala yang
berpengaruh pada status fungsional dan berdampak pada kualitas hidup pasien. Pasien
mendapatkan beberapa kali siklus kemoterapi, sehingga pasien akan menerima efek
samping kemoterapi setiap siklusnya. Perubahan yang terjadi setiap siklus kemoterapi
baik secara fisik maupun psikologis mernungkinkan adanya perbedaan kualitas hidup
pasien kanker payudara pada setiap kelompok siklus kemoterapi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas hidup pasien kanker
payudara pada setiap siklus kemoterapi di Ruang Kemoterapi Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Padjadjaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif komparatif dengan metode cross sectional. Total sampelnya adalah 100
respond en yang terbagi menjadi 20 responden untuk masing-masing kelompok siklus.
Kuesioner EORTC QLQ C30+QLQ BR23 digunakan dalam penelitian ini karena
merupakan kuesioner yang spesifik rnengukur kualitas hidup pasien kanker payudara.
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pad a setiap
kelompok siklus kernoterapi adalah uji statistik one lvay ANNOVA dan dilanjutkan
dengan uji Post-Hoc.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup pada
setiap kelornpok pasien yang menjalani kemoierapi. Perbedaan kualitas hiclup yang
signifikan didapat pada kelompok siklus kelima c1engan siklus lainnya. Hampir
seluruh responden pada kelompok siklus kedua menyatakan kualitas hidup buruk clan
sebaliknya pada kelornpok siklus kelima menyatakan kualitas hidup baik. Status
fungsional yang buruk pad a semua kelompok siklus kemoterapi adalah fungsi
seksual, body image, perspektif rnasa depan, dan kepuasan seksual. Selain itu, gejala
yang dirasakan buruk pada semua kelompok siklus kemoterapi adalahfatigue, nyeri,
gangguan tidur, nafsu makan berkurang, efek sistemik terapi, dan masalah keuangan.
Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perawat dalam merancang
intervensi untuk mernpertahankan clan meningkatkan fungsi seksual dan kepuasan
seksual, body image, serta perspektif rnasa depan. Selain itu, perawat juga dapat
merancang intervensi untuk menurunkan gejalafatigue, nyeri, gangguan tidur, nafsu
makan berkurang, clan efek sistemik terapi. Hal ini rnembantu meningkatkan
pelayanan keperawatan yang optimal.
No copy data
No other version available