Pengelolaan hutan kemasyarakatan melalui pengembangan wisata alam (studi kasus di Kalibiru Kulon Progo)
PENGELOLAANHUTANKEMASYARAKATANMELALUI
PENGEMBANGAN WISATA ALAM
(STUDI KASUS DI KALffilRU KULON PROGO)
ABSTRAK
Kegiatan pengembangan usaha wisata alam yang dilakukan oleh KTH
Mandiri merupakan kegiatan baru dalam kerangka pengelolaan Hutan
Kemasyarakatan. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya produktivitas tanaman
semusim yang diusahakan 01 tani akibat telah tertutupnya sinar matahari ke tanah
oleh tajuk pohon yang tel pat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
pengelolaan hutan kemasyar melalui pengembangan usaha wisata alam dan
keberlanjutannya yang dilaksan leh KTH Mandiri. Penelitian dilaksanakan pada
KTH Mandiri yang berlokasi Dasun Kalibiru, Desa Hargowilis, Kecamatan
Ko ,Kabupaten Kulon Progo, opinsi DIY. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Juli stus 2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif.
tode kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran dengan jelas tentang
penerapan prinsip pengembangan wisata alam yaitu: konservasi, pendidikan,
eko mi, partisipasi masyarakat, dan rekreasi. Metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui keamanan dan kenyamanan wisatawan, daya dukung fisik, jenis avifauna,
tingkat partisipasi, dan pendapatan ekonomi anggota KTH Mandiri. Pengumpulan
data dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, wawancara semi struktur,
kuisioner, dokumentasi dan studi kepustakaan. Pencatatan avifauna dilakukan dengan
metode point count.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata alam yang telah
dilakukan oleh KTH Mandiri telah menerapkan prinsip-prinsip konservasi, partisipasi
masyarakat, ekonomi dan rekreasi. Prinsip pendidikan belum sepenuhnya dilakukan
oleh KTH Mandiri. Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan melalui pengembangan
wisata alam mempunyai potensi untuk berlanjut karena telah memperhatikan aspek
ekologi, sosial dan ekonomi. Aspek ekologi ditunjukkan dengan terjaganya
keanekaragaman hayati, terlindunginya sumberdaya air, dan terlindunginya satwa
terancam punah. Aspek sosial yaitu partisipasi aktif masyarakat yang cukup tinggi
dalam kegiatan wisata serta efektifuya peraturan yang berlaku untuk menjamin
kelestarian fungsi hutan. Aspek ekonomi berupa adanya peningkatan pendapatan bagi
36,8% anggota KTH Mandiri dari kegiatan wisata alam disamping pendapatan
anggota KTH Mandiri dari usaha tumpang sari yang diusahakan.
No copy data
No other version available