Pengaruh penambahan cairan rumen dan Saccharomyces cerevisiae terhadap pembentukan biogas dalam fermentasi anaerobik kering pada pengolahan sampah hayati pasar di kota Bandung : studi kasus pasar induk gede bage
PENGARUH PENAMBAHAN CAIRAN RUMEN DAN
Saccharomyces cerevisiae TERHADAP PEMBENTUKAN BIOGAS DALAM
1IIJlMlENTASI ANAEROBIK KERING PADA PENGELOLAAN
SAMP AB HA YATI PASAR DI KOTA BANDUNG
(Studi Kasus Pasar Induk Gede Bage)
Syukron Abdul Ghani
ABSTRAK
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Rumah Kaca
PPSDAL Universitas Padjadjaran, Bandung. Tujuan peneiitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dan tingkat dosis penggunaan starter cairan rumen dan
s.cereviseae dalam fermentasi anaerobik kering pada sampah hayati terhadap
kuantitas dan kualitas biogas serta kelayakan ekonomi untuk pengelolaannya.
Bahan baku yang digunakan yaitu berbagai macam sampah hayati pasar, feses
sapi, dan serbuk gergaji.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
berdasarkan rancangan acak lengkap dengan uji faktorial. Dalam penelitian terdiri
dari dua faktor yang akan di uji. Faktor pertama adalah dosis cairan rumen, terdiri
dari : 2,5% (v/b), 5% (v/b), 7,5% dan lO%(v/b). Faktor ke dua yaitu dosis
Sicerevisiae, terdiri dari : Ogr/kg, 2gr/kg dan 4gr/kg substrat sampah. Dalam
penelitian terdapat 4x3= 12 kombinasi perlakuan. Perlakuan diulang tiga kali,
sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan
dilakukan Uji Sidik Ragam dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan
digunakan Uji Duncan. Untuk menghitung kelayakan ekonomi, digunakan
perhitungan analisis proyek dengan menghitung (NPV, B/C, PBP dan BEP)
berdasarkan hasil eksnerimen semi nilot.
. .
Hasil penelitian menunjukan bahwa produksi biogas ditentukan oleh dosis
penambahan starter campuran antara cairan rumen (CR) dan Sicereviseae (SC).
Campuran starter cairan rumen dan S.cereviseae yang menghasilkan biogas
tertinggi yaitu P2N2 (CR 5% dan se 4gr/kg) diikuti oleh P2Nl (CR 5% dan se
4gr/kg), masing-masing menghasilkan biogas sebesar 8,71/kg dan 7,81/kg sampah
hayati. Produksi biogas berkorelasi linear dengan persentase penurunan nisbah
c/n, semakin tinggi produksi biogas akan sejalan dengan semakin tingginya
persentase penun ••. v"n nisbah ,,'n Penzuiian n"'~'" "1r",1,,, semi pilot .....••... enuniukan
'-4"'''''' ""'.1..1.\4.1. ••••.••. u ..•. .I..1. .1..1. .•. .., LoI-.1. "/.1..1.. ..&. ""'.1..1.6 ;J .l.U.I..1. }-'L4UA.A. .., ..•.•.•••. ".1." "''''.1. .I..I.V" .I..I..I.""'.I..I. ••.•. .I..I.J W "-".I.
bahwa kualitas biogas dari perlakuan P2N2, P2Nl dan P2NO (CR 5% dan SC
Ogr/kg) relatif tidak berbeda, kandungan gas metan berkisar antara 60-70%,
sedangkan sludge si sa pembentukan biogas berpotensi untuk dikembangkan
b ~ ~ nuk .... ,....n_~lr lint"'·1 ,,1,. "' •....•...•..... " ~.", n ...-,... ,." ~ ..• uka b h 'Tn _ ••..• _,....,,1_1 •... n
se agal pup OI5aH1l\.. lla"l cxspcnmc ... n Juga mcnunj an a
No copy data
No other version available