Identifikasi Spesies Jamur Penyebab Tinea Kruris Di Perjan RS Dr. Hasan sadikin Bandung Dan RSUP Subang Jawa Barat
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada daerah lipat paha, genital, pubis,
perineum dan perianal, dapat bersifat akut maupun kronik dan umumnya disertai rasa
gatal. Prevalensi tinea kruris di Indonesia belum lengkap namun dari sebagian besar
daerah merupakan dermatofitosis yang paling sering dijumpai. Jamur penyebab
berbeda di berbagai tempat, penyebab yang paling sering ditemukan adalah
Trichophyton rubrum (T. rubrum), Epidermophyton floccosum (E.floccosum) dan
T. mentagrophytes. Faktor predisposisi tinea kruris antara lain adalah faktor suhu dan
kelembaban udara yang tinggi.
Dilakukan penelitian untuk mengetahuijamur penyebab tinea kruris di Perjan
RS. dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Subang Jawa Barat. Penelitian ini
dilaksanakan secara survei, dianalisis secara deskriptif, menggunakan metode cross
sectional dengan subyek penelitian sebanyak 100 orang yaitu masing-masing 50
orang dari kedua rurnah sakit tersebut.
Kriteria tinea kruris ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis
dan pemeriksaan sediaan langsung KOH dan kultur jamur.
Dari hasil penelitian, karakteristik kedua kelompok subyek penelitian
berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status gizi
homogen. Penderita laki-laki (61 %) lebih banyak dari perempuan. Kelompok usia
terbanyak 15-24 tahun (32%) dan usia 45-64 tahun (30%).
Hasil pemeriksaan sediaan langsung KOH didapatkan 95% positif Kultur
positif didapatkan pada 89 orang (89%). Pada 5 penderita dengan pemeriksaan
sediaan langsung KOH negatif, semuanya menunjukkan kultur positif Sensitivitas
pemeriksaan sediaan langsung KOH terhadap kultur adalah 94,4% dengan akurasi
84 %, sedangkan sensitivitas pemeriksaan kultur didapatkan 88, 42%.
Hasil kultur di Perjan RS dr. Hasan Sadikin Bandung terbanyak adalah
T. rubrum 39 isolat (78%), 3 isolat diantaranya disertai dengan Candida Spp,
kemudian E. floccosum 3 (6%), T terestre 3 (6%) sedangkan di RSUD Subang
didapatkan T rub rum 37 isolat (74%), 8 isolat diantaranya disertai dengan spesies
lain, lalu E. floccosum 6 (12%), 3 isolat diantaranya disertai dengan spesies lain,
kemudian T. soudanense 2 (4%) dan T. mentagrophytes 1 (2%). Akumulasi spesies
jamur yang paling ban yak didapatkan dari hasil kultur di kedua temp at adalah
T. rubrum 76%, lalu E. floccosum 9%. Spesies jamur penyebab tinea kruris di kedua
tempat penelitian ini hampir sama. Spesies jamur penyebab tinea kruris di RSUD
Subang tampak lebih beragam dibandingkan dengan di Perjan RS dr. Hasan Sadikin
Bandung.
No copy data
No other version available