Peran Laser Dosis Rendah (LDR) Terhadap Penurunan Fibrosis Dan Fibrogenesis Pada Penderita Filariasis Kronis (studi eksperimental LDR pada filariasis kronis dengan pengamatan pada epidermis, kolagen membrana basalis, kolagen dermis, volume limfedema, Dan
ABSTRAK
Pendahuluan. Limfedema karena filariasis kronis berdampak pada masalah estetika, mobilitas, kecacatan, penurunan produktifitas kerja, dan ekonomi. Limfedema stadium lanjut bersifat menetap akibat fibrosis pembuluh limfe serta jaringan sekitarnya. Fibrosis yang sudah terjadi menyebabkan aliran limfe menjadi terhambat sehingga proses fibrogenesis terus berlanjut Pedu dicari solusi untuk menurunkan fibrosis yang sudah terbentuk dan mengendalikan fibrogenesis yang terus terjadi. Penggunaan Laser Dosis Rendah (LDR) telah banyak diteliti menurunkan fibrosis di berbagai jaringan tubuh pada penyakit bukan filariasis.Penelitian ini bertujuan menganalisis peran LDR terhadap fibrosis pada filariasis kronis dengan mengamati ketebalan epidermis, kolagen membrana basalis, kerapatan kolagen dermis, dan volume limfedema, serta terhadap fibrogenesis melalui pengamatan ekspresi TGF-131.
Metode. Desain penelitian ini menggunakan Eksperimen Kuasi dengan rancangan test sebelum dan sesudah dengan kontrol. Keseluruhan penelitian ini menggunakan 20 sampel yang dibagi dalam kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol diberi standar penanganan dasar limfedema. Kelompok perlakuan diberi standard penanganan dasar ditambah LDR pada akupoin. Uji beda antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol digunakan Uji T-Tidak Berpasangan untuk data rasio berdistribusi normal dan Mann- Whitney untuk data rasio tidak berdistribusi normal atau data ordinal.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menujukkan penurunan median ketebalan epidermis pada kelompok perlakuan sebesar 18,33 p.m dan peningkatan pada kelompok kontrol sebesar 6,67 p.m (p =0,034). Terdapat penumnan ketebalan kolagen membrana basalis pada kelompok kontrol sebesar 2,5 p.m dan pada kelompok perlakuan sebesar 15 um (p=0,027). Terdapat peningkatan median skor kerapatan kolagen dermis pada kelompok kontrol sebesar 4 dan kelompok perlakuan sebesar 0,5 (p=0,190). Ditemukan penurunan rerata volume limfedema pada kelompok kontrol sebesar 104.5 mL, dan kelompok perlakuan sebesar 819.50 mL (p=0,001). Terdapat peningkatan skor ekspresi TGF-P1 membrana basalis pada kelompok kontrol sebesar 2,5 dan kelompok perlakuan sebesar 4,5 (p=0,684). Terdapat peningkatan ekspresi TGF-I31 sel-sel mononuklear pada kelompok kontrol sebesar 1,5 dan kelompok perlakuan sebesar 12 (p=0,04).
Diduga baru yang tinggi ini menurunkan fibrosis dan fibrogenesis dengan
eara mengaktifkan Smad-7, menyeimbangkan MMP dan TIMP, memperbaiki potensial membran mitokondria sehingga meningkatkan produksi ATP yang berdampak kepada peningkatan kelancaran aliran limfe.
Simpulan. LDR menurunkan ketebalan epidermis, menurunkan ketebalan kolagen membrana basalis, tidak menurunkan kerapatan kolagen dermis, menurunkan volume limfedema, tidak menurunkan ekspresi TGF-!31 membrana basalis, dan meningkatkan ekspresi TGF-131 sel-sel mononuklear di dermis pada penderita limfedema karena filariasis kronis. Diperlukan penelitian ]ebih lanjut
dengan menganalisis Smad-7, siklus sel fibroblas, MMP, dan TIMP untuk memperjelas jalur yang paling dominan dari T0E-P I dalam menurunkan fibrosis dan fibrogenesis pada filariasis kronis. Pemberian LDR pada akupoin dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan sebagai metode pendamping penatalaksanaan dasar limfedema untuk menurunkan limfedema stadium III karena filariasis kronis.
No copy data
No other version available