Kinerja Organisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Anak Provinsi Sumatera Selatan Dalam program Pemberdayaan Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Pennasalahan utama dalam penelitian ini adalah kinerja organisasi P2TP2A dalam
memberdayakan perempuan korban KDRT yang masih lemah. P2TP2A adalah organisasi
fang dibentuk oleh pemerintah daerah, namun bereiri LSM, sehingga membuat organisasi ini
unik dan khas, tetapi sekaligus menghadapi sejumlah persoalan terkait dengan masih
minimnya dana dan sumber daya yang diberikan pemerintah. Motivasi organisasi ini juga
masih lemah padahal dedikasi dan komitmen yang tinggi diharapkan mampu mengatasi
sejumlah persoalan terkait dana dan sumber daya yang terbatas.
Metode dan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
(qualitative research) dengan pendekatan deskriptif, yang dalam pengumpulan datanya
melalui metode pengamatan langsung di lapangan serta wawaneara mendalam (indepth
interview) dengan subyek penelitian atau para nara sumber dan informan serta informan
kunei (key informan). Guna memperoleh tingkat kepereayaan data hasil penelitian atau
tingkat kebennaknaan suatu penelitian ini, dilakukan langkah langkah uji keabsahan data
antara lain melalui uji kredibilitas data (validitas internal) dengan model triangulasi sumber.
Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa dari ketiga un sur yang berperan
penting dalam mempengaruhi kinerja organisasi sebagaimana yang dikemukakan Lusthaus et
al. (2002: 12), maka aspek motivasi organisasional adalah aspek yang paling krusial dan
besar peranannya dalam mempengaruhi kinerja organisasi P2TP2A. Temuan penelitian ini
mengkonfinnasi pendapat Lusthaus et al tersebut hanya saja pada salah satu aspeknya yaitu
aspek motivasi organisasional harus menjadi perhatian utama organisasi atau lembaga yang
sejatinya bereiri sebagai LSM daripada organisasi birokrasi, meskipun ia dibentuk dan
didanai serta sebagian besar sumber dayanya berasal dari pemerintah daerah. Selaras dengan
temuan penelitian tersebut, maka berbagai kendala lain seperti faktor lingkungan eksternal
dan juga kapasitas kelembagaan yang berkaitan dengan status hukum dan kewenangan
lembaga ini yang tidak kuat di mata birokrasi pemerintahan relatif bisa diatasi jika ada
motivasi organisaional yang kuat sebagaimana yang ditunjukkan sejumlah LSM pada
umumnya.
No copy data
No other version available