KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA DAERAH KOTA CIMAHI (PERIODE 2007-2012)
Kepala Daerah Kota Cimahi dalam menggerakkan, mengarahkan, dan
mendorong bawahan/pegawai agar melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dan
tanggung jawabnya guna pencapaian visi, misi, dan tujuan ditentukan oleh
kepemimpinannya. Kepala Daerah Kota Cimahi dalam menjalankan
kepemimpinannya belum optimal. Kepala Daerah Kota Cimahi belum sepenuhnya
dapat mentrasformasikan vi si kepemimpinannya (transformation of visionary)
untuk bersama-sama dengan bawahanlpegawai bergerak maju dalam mencapai
visi, misi, dan tujuan Kota Cimahi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mengkaji
dan meneliti Kepemimpinan Transformasional Kepala Daerah Kota Cimahi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Peneliti ingin memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang kepemimpinan Kepala Daerah Kota Cimahi,
sehingga dengan pendekatan kualitatif ini peneliti lebih menekankan pada proses,
yaitu menjelaskan secara komprehensif tentang kepemimpinan Kepala Daerah
Kota Cimahi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder, dengan teknik pengumpulan data: observasi, interview, studi
dokumentasi, dan studi kepustakaan. Instrumen dalam peelitian ini adalah peneliti
sendiri. Dalam konteks ini, peneliti bersikap kritis, sensitif, dan berintegrasi
dengan objek penelitian melalui teknik pengumpulan data yang dilengkapi dengan
in-depth interview dengan key person, dan pembuatan catatan-catatan lapangan.
Analisis dilakukan dengan menyusun dan mengorganisasikan data,
mengidentifikasi data dengan kode (coding), mereduksi dan mengkondensasi
kode, menghitung frekuensi kode, menghubungkan berbagai kategorisai
berdasarkan sudut pandang teori, dan menghasilkan generalisasi.
Kepala Daerah Kota Cimahi mempengaruhi dan menggerakkan
bawahanlpegawai dalam mencapai tujuan melalui pengaruh' ideal (idealized
influence), berupa: memberikan keteladanan, menunjukkan kemampuanl
kapabilitas memperlihatkan tekad yang kuat, memiliki ketekunan, mendapatkan
kepercayaan, keberanian mengambil risiko, dan konsisten. Kemudian melalui
motivasi inspirasional (inspirational motivation), berupa: pemberian motivasi,
inspirasi, memiliki komitmen, menumbuhkan semangat tim, memiliki antusiasme,
optimisme, dan melibatkan bawahanlpegawai. Melalui stimulasi intelektual
(intellectual stimulation), berupa: melakukan inovasi, kreativitas, merumuskan
strategi dan pendekatan-pendekatan baru, menerima masukan dan adanya kritik
publik, melaksanakan berbagai keputusan berdasarkan intuisi logika, memperbaiki
kebiasaan-kebiasaan (tradisi) yang telah biasa dengan yang baru dan kreatif, dan
meningkatkan dan menjaga nama baik dan kepercayaan organisasi. Kemudian
melalui konsiderasi individual (individualized consideration), berupa:
memberikan pelatihan, melaksanakan manajemen berkeliling, melakukan
identifikasi kemampuan dan kebutuhan bawahanlpegawai, menerima adanya
perbedaan secara individual, memberikan kesempatan untuk belajar,
mendelegasikan wewenang, memberdayakan, dan mendengarkan dengan efektif
No copy data
No other version available