Keterbukaan Informasi Publik pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi Pemerintah Kab Bandung
Penelitian ini didasari oleh permasalahan organisasi pemerintah di tingkat daerah
dalam melaksanakan keterbukaan informasi publik melalui mekanisme diseminasi
dan pemberian akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi. Penelitian
ini bertujuan untuk menemukan menemukan konsep baru berkaitan dengan
keterbukaan informasi publik. Penelitian ini beranjak dari proposisi "Pelaksanaan
keterbukaan informasi publik di Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan
Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Bandung menyangkut komitmen
pemimpin, budaya keterbukaan, sumber daya manusia, program dan proses
internal, dan media informasi". Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model kualitatif, dengan pengumpulan data melalui
wawancara kepada informan kunci baik dari pejabat struktural eselon 11, III
maupun IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan keterbukaan informasi publik di
Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi Pemerintah
Kabupaten Bandung masih kurang didukung oleh komitmen pemimpin terutama
dalam tahapan pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi. Budaya keterbukaan
belum terbangun secara menyeluruh yang disebabkan oleh po la pikir pegawai
terhadap ruang lingkup keterbukaan informasi publik, kurangnya proses
sosialisasi dan intemalisasi nilai, belum adanya mekanisme penghargaan dan
sanksi yang mendukung keterbukaan, serta kurangnya pola interaksi dan
komunikasi yang terbuka. Pengaturan tugas dan tanggung jawab sumber daya
manusia pelaksana tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat yang
disebabkan oleh aspek personal dan organisasional. Program dan proses internal
untuk melaksanakan keterbukaan informasi publik masih kurang didukung oleh
pengelolaan arsip, program pelatihan bagi peningkatan kompetensi pelaksana
keterbukaan informasi publik, serta proses pelayanan informasi yang sesuai
dengan standar operasional prosedur yang berlaku. Media informasi proaktif
berbasis teknologi informasi komunikasi belum dimanfaatkan secara baik optimal
yang terkendala oleh masih kurangnya sistem pengelolaan informasi.
No copy data
No other version available