Kolaborasi Dalam Pembangunan Daerah Di Jawa Barat
Penelitian ini berlatar beIakang dari konsep pembangunan berkelanjutan
yang mengisyaratkan bahwa pembangunan bukan hanya tanggungjawab
pemerintah semata tapi juga seluruh stakeholders. Pemerintah tidak bisa bekerja
sendiri dalam melaksanakan pembangunan karena keterbatasan Sumber Daya
Manusia, Sarana prasarana dan dana. Perubahan paradigma daIam tata keIoIa
pemerintahan di Jawa Barat, melalui pendekatan New Public Management,
menjadikan Pemerintahan yang mampu membangun jejaring keriasama yang
bersifat kolaboratif untuk mengatasi masalah dan tantangan daIam pembangunan.
Sementara itu,terdapat tuntutan yang Iebih besar kepada perusahaan-perusahaan
untuk Iebih bertanggung jawab kepada sosiaI dan Iingkungan. Berkembangnya
konsep Triple Bottom Line: People, Planet and Profit mempengaruhi perubahan
paradigma perusahaan dalam melakukan bisnisnya. Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan, bersifat voluntary (sukareIa), bekerja atas dasar nilai-niIai
dan misi perusahaan, dijalankan sebagai bagian dari strategi bisnisnya
perusahaan, walaupun terdapat beberapa perangkat peraturan yang mewarnai
pengelolaannya di Indonesia.
Dalam dunia nyata, koIaborasi antara pemerintah dan perusahaan dalam
pembangunan masih beIum jelas mekanisme, skema dan po la peIaksanaannya.
Karenanya disertasi ini bertujuan untuk menganalisis koIaborasi daIam
pembangunan di Jawa Barat dengan menggunakan kasus kontribusi CSR Bidang
kesehatan dan Pendidikan. Dengan panduan teori kohesifitas KoIaborasi dari
Agranoff (2003). Disertasi ini mengambil Iokus pada 3 (tiga) organisasi yang
termasuk daIam peIaku utama implementasi CSR yaitu: (i) Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat(pubIik), (ii) Perusahan-Perusahaan yang tergabung daIam
Forum CSR Jawa Barat; dan (iii) Masyarakat Penerima manfaat.
Metode penelitian yang digunakan daIam penulisan disertasi ini adaIah
metode kualitatif. Penelitian dilakukan dengan riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan anaIisis dengan pendekatan induktif.Data diperkaya
berdasarkan wawancara dan diskusi mendaIam (in-depth interview) terhadap
para stake holders.
Hasil peneIitian menunjukkan dari 4 prinsip kohesivitas agranoff
yaitu:trust/saling ketergantungan, share believe, shifting mindset dan comitment
serta kemampuan memandu,terdapat ketidakseimbangan manfaat yang diperoIeh,
belum adanya persepsi yang sama yang mengakibatkan rendahnya komitmen,
sehingga pencapaian tujuan menjadi lamban.Hal ini karena pemerintah dan
perusahaan masih bekerja dengan cara kerja masing-masing, belum terjadi share
believe dan shifting mindset dari para pihak. Masih tingginya self interest
menjadikan kolaborasi tidak efektif.
No copy data
No other version available