Pemberdayaan perempuan dalam tridaya pembangunan melalui pendekatan komunikasi antarpribadi (kajian fenomenologis mengenai kontruksi realitas sosial pemberdayaan perempuan melalui pnpm mandiri p2kp)
Rini Rinawati: 170130060008; Pemberdayaan perempuan dalam tridaya
pembangunan melalui pendekatan komunikasi antarpribadi (Kajian
Fenomenologis mengenai Konstruksi Realitas Sosial Pemberdayaan Perempuan
melalui Program PNPM Mandiri P2KP); Program Pascasarjana UNPAS, 2010;
Promotor: Prof.Dr.Hj. Nina Winangsih Syam,Dra.,MS; Prof.Dr.Hj. Mien S.
Hidayat,Dra.,MS; Prof.Dr.H. Djuhaya S. Pradja,MA
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan pemaknaan
perempuan mengenai pemberdayaan perempuan, mendeskripsikan tindakan
komunikasi yang dilakukan perempuan dalam proses pemberdayaan perempuan,
menjelaskan hasil keberdayaan perempuan dan faktor yang menghambatnya, serta
cara menyelesaikan hambatan yang ditemui. Kajian penelitian ini dilakukan dalam
paradigma interpretif melalui metode fenomenologis. Subjek penelitian terdiri dari
16 orang perempuan sebagai aktivis P2KP yang diambil secara purposive.
Wawancara mendalam dan observasi dilakukan dalam penelitian ini untuk
menggali data yang diperlukan bagi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan mengkonstruksi proses
pemberdayaan sesuai dengan pandangan subjektif mereka, sehingga melahirkan
keterlibatan yang berbeda. Terdapat tiga kategori perempuan aktivis P2KP yang
menjadi berbeda dalam menampilkan perilaku komunikasinya Ketiga kategori
perempuan tersebut yaitu perempuan religius, perempuan pragmatis, dan
perempuan pengabdi. Ketiga perempuan aktivis P2KP tersebut mempunyai
pemaknaan yang berbeda mengenai pemberdayaan perempuan yang dilakukan,
yaitu pertama, sebagai kegiatan yang memungkinkan adanya kesejajaran antara
laki-laki dan perempuan. Kedua, sebagai peran serta atau partisipasi perempuan
yang merupakan wujud dari aktualisasi diri perempuan dalam masyarakat. Ketiga,
sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat khususnya perempuan
untuk meningkatkan kesejahteraannya. Perempuan mengkonstruksi tindakan
komunikasi melalui pesan verbal dan non verbal dengan didasari oleh budaya
sunda dan agama islam.
Komunikasi silih asih, silih asah, dan silih asuh menjadi cerminan kearifan
lokal dari perempuan aktivis P2KP dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan
perempuan. Konstruksi keberdayaan perempuan dipahami sesuai pandangan
subjektif perempuan mengenai kondisi perempuan dari tiga sisi, yaitu: adanya
peningkatan ekonomi. Kedua, kesejajaran antara laki-Iaki dan perempuan dalam
kegiatan pemberdayaan, dan ketiga, adanya tanggung jawab terhadap pekerjaan,
jujur,dapat dipercaya, dan adil. Keberdayaan yang diperoleh perempuan sejalan
dengan konsep keberdayaan yang dipahami secara subjektif, yaitu adanya
kemajuan usaha dari para perempuan sehingga membantu kesejahteraan keluarga,
perempuan banyak terlibat dalam kegiatan pemberdayaan dan dipercaya untuk
menempati posisi tertentu dalam kepengurusan. Hambatan yang ditemui
perempuan di lapangan tidak menganggu kegiatan pemberdayaan yang dilakukan.
No copy data
No other version available