Komunikasi transendental ulama pada maqam makrifat
Penelitian tentang komunikasi transendental ulama ini didasarkan pada asumsi
dasar bahwa ulama mempunyai alasan dan cara sendiri, serta sudut pandang yang
berbeda dengan orang pada umumnya dalam melakukan komunikasi dengan
Allah. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dan memperoleh pemahaman
akademik mengenai pola komunikasi agamawan pada maqam makrifat. Penelitian
ini menekankan pada pengkajian keberhasilan komunikasi transendental dalam
mencapai maqam makrifat dapat memberikan perubahan kehidupan pribadinya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tradisi
fenomenologi. Subjek peneliti adalah 5 (lima) orang ulama yang bertempat
tinggal di daerah terpencil, yang secara purposive dipilih dengan kriteria dapat
melakukan komunikasi transendental secara khusus menurut caranya sendiri.
Melalui wawancara mendalam dan observasi, diperoleh data berupa pernyataanÂ
pernyataan dan perilaku komunikasi transendental yang kemudian dianalisis.
Penelitian berlangsung selama 2 (dua) tahun, sejak tahun 2007 sampai tahun
2009.
Hasil yang diperoleh berupa model komunikasi transendental pada ulama. Di sini
ditemukan bahwa fakta biologis dan non biologis yang menentukan mereka
melakukan komunikasi transendental. Terdapat 5 (lima) alasan mereka melakukan
komunikasi transendental, yaitu alasan biasa (kebiasaan), alasan wajib
(kewajiban), alasan takut (kepada Allah), alasan khawatir (kekhawatiran) dan
alasan kenyataan (fakta). Kelima alasan tersebut menentukan kategori ulama
menjadi, "ulama tradisional" dan "ulama modern".
Dalam melakukan komunikasi transendental, para ulama lebih banyak
menggunakan bahasa non verbal, dibandingkan bahasa verbal. Ini dikarenakan
komunikasi non verbal membuat mereka merasa lebih tenang dan lebih
konsentrasi dalam upaya pencapaian makrifat.: Pencapaian makrifat akan terjadi
apabila dalam komunikasi transendental dilandasi oleh empat dimensi, yaitu ruh,
kalbu, akal dan nafsu. Keempat dimensi ini akan menjadi bahan bakar dalam
proses komunikasi transendental.
Pencapaian makrifat pada dasarnya harus tercermin pada perilaku (behaviour)
manusia. Pemahaman filosofis terhadap pencapaian makrifat dan penerapannya
secara konsekuen dan konsisten memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku manusia di dalam berbagai kondisi. Selain perilaku dalam menjalankan
ibadah, perilaku manusia dengan kecerdasan transendental tinggi juga tercermin
pada akhlak mereka yang mulia (akhlakul karimah).
No copy data
No other version available