Realitas kebijakan ujian nasional dalam konstruksi media: analisis wacana kritis terhadap pemberitaan ujian nasional di harian kompas dan media Indonesia
Fokus penelitian ini adalah tentang kebijakan pendidikan nasional dalam konstruksi
media di harian Kompas dan Media Indonesia. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan
analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Data penelitian dikumpulkan dengan kajian
teks kualitatif, wawancara mendalam dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Realitas pada tingkat deskripsi terdapat pengaruh
kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi-pasar, yang mempengaruhi pengkonstruksian pemberitaan
kebijakan UN pada tingkat interprestasi dan eksplanasi. (2) Sistem produksi berita di harian
Kompas dan Media Indonesia dalam lingkungan kerja didominasi laki-laki dan menjadikan
kebijakan ujian nasional sebagai komoditi berita. Pembauran dari pihak redaksi diruang redaksi
(news room) memungkinkan intervensi kerja redaksi dalam kapasitas kepentingan bisnis media.
Konsumen harian Kompas dan Media Indonesia mempunyai karakteristik dengan tingkat
pendidikan yang baik, tingkat ekonomi menengah ke atas. (3) Pada tingkat Sosial Budaya, jika
dikaitkan dengan latar belakang harian, maka konstruksi itu terkait dengan ideologi media
masing-masing. Kompas tampaknya mencoba mengembangkan idealisme perubahan tidak
frontal, karena wacana bagi Kompas alat mempertahankan diri secara ekonomi. Kompas
mempunyai pikiran dan pandangan jauh ke depan dengan memelihara keberadaan diri sebagai
pabrik gagasan dan sebagai industri media di tengah ramainya masyarakat plural dan modem.
Kompas juga tampak sangat realistis dengan posisinya sebagai industri media. Dengan prinsip
yang dimilikinya yaitu humanisme transendental, Kompas lebih menekankan pada substansi dari
suatu permasalahan. Sementara harian Media Indonesia mengkonstruksikan kebijakan UN
dengan mengusung visi idealis berbangsa, dan mempertimbangkan faktor ekonomi. Media
Indonesia cendrungmemberi gambaran negatifterhadap pengkonstruksian kebijakan UN. Faktor
yang dominan dalam pembentukan wacana kebijakan UN adalah kepentingan ekonomi (pasar).
Bagi Media Indonesia berita kebijakan UN adalah komoditas yang bisa dijual peristiwanya.
Menurut Media Indonesia berita yang menimbulkan kontroversi, maka itu yang banyak dibaca
masyarakat. (4) Pengkonstruksian kebijakan UN, umumnya terbatas pada penyajian dari sudut
pandang ideologi, peristiwa seputar kontroversi kebijakan UN dan pemberian label tertentu.
Kompas dan Media Indonesia cendrung melakukan labeling tertentu terhadap UN yang
berdampak pada citra (image). Proses labeling ini dilakukan melalui cara penyajian dan
pemakaian simbol. Guna menciptakan citra tersebut, media melakukan permainan kata, gambar,
[rase, dan lain sebagainya. Orientasi ideologis dapat terbaca dari teks yang sangat mendukung
terhadap pendapat yang kontra-UN. Adanya perbedaan pandangan oleh kedua media ini dapat
pula dikatakan bahwa adanya perbedaan ideologi dalam memberitakan tentang kebijakan UN.
Ciri ideologinya yaitu terlihat dari harian ini menunjukkan "keberpihakan dan membenarkan"
akan pemberitaan yang kontra terhadap kebijakan UN.
No copy data
No other version available