Etnografi komunuikasi intrabudaya dan antar budaya dalam keparawisataan di kota Bukittinggi Sumatera Barat
Komunikasi intrabudaya dan antarbudaya dalam kepariwisataan di Kota Bukittinggi
Sumatera Barat sangat unik, karena setiap aktifitas komunikasi yang dilakukan
berbeda sesuai dengan situasi komunikasi. Kehadiran pariwisata di Kota Bukittinggi
telah banyak membawa perubahan, walaupun demikian masyarakat Kota Bukittinggi
masih tetap mempertahankan identitas dan keaslian budayanya. Melihat potensi yang
dimiliki oIeh Kota Bukittinggi dalam kepariwisataan selain membicarakan
komunikasi intrabudaya juga membahas komunikasi antarbudaya kerena
kepariwisataan berkaitan dengan orang-orang yang memiliki Iatarbelakang budaya
yang berbeda. Pertanyaan penelitian dirumuskan 1.Bagaimana komunikasi intra
budaya masyarakat (kebiasaan, adat, nilai dan norma-norma) dalam kepariwisataan di
Kota Bukittinggi Sumatera Barat? 2. Bagaimana modifikasi budaya(Tradisi, bahasa,
dialek dan attraksi budaya) masyarakat dalam kepariwisataan di Kota Bukittinggi
Sumatera Barat? 3. Bagaimana aktivitas komunikasi intrabudaya dan antarbudaya
dalam kegiatan kepariwisataan di Kota Bukittinggi Sumatera Barat? Pendekatan
metodologis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif konstruktivis dengan analisis
etnografi komunikasi. Setelah pengumpulan data melalui observasi partisipasi,
wawancara dan dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian pertama: Komunikasi
intrabudaya dalam kepariwisataan berpedoman pada kebiasaan, adat, nilai dan norma
norma yang berlaku pada masyarakat Kota Bukittinggi, kesemuaannya tertuang
dalam adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dan alam takambang jadi
guru, kedua: Proses komunikasi antarbudaya melalui modifikasi budaya dalam
keparwisataan terjadi melalui pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan dan olah
raga. Di antara modifikasi budaya tersebut adalah modifikasi tradisi pakaian Bundo
Kanduang, tradisi khatam Quran dan tradisi malamang. Modifikasi bahasa terdapat
pada perubahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggeris dan bahasa Minang ke
dalam bahasa Indonesia. Modifikasi dialek terdapat perbedaan-perbedaan dalam
bahasa yang digunakan. Modifikasi attraksi budaya hampir semua attraksi budaya
sudah dimodifikasi, sebab kebudayaan di Minangkabau tidak statis tetapi dinamis ..
Ketiga: komunikasi antarbudaya ditandai dengan berbagai aktivitas komunikasi yang
rnempunyai perbedaan komunikasi suatu tempat yang sama aktivitas berbeda maka
situasi dan kegiatan berbeda pula, proses komunikasi intra dan antarbudaya bukan
hanya sekedar membangun kontak dalam dua arah (interaktif) pada tahap rendah dan
tahap tinggi (transaksional dan dinamis) tetapi sudah memasuki tahap yang Iebih
tinggi lagi yaitu relasionaI, dengan iklim komunikasi yang positif. Komponen
etnografi komunikasi intra dan antarbudaya da1am kepariwisataan saling berkaitan
satu sama lain yang terjadi pada setiap peristiwa komunikasi.
No copy data
No other version available