Diplomasi Warga Negara Dalam Resolusi Konflik (Studi tentang diplomasi Negara Indonesia Yang dilakukan Oleh Nahdatul Ulama melalui Proses Mediasi dalam Resolusi KOnflik Thailand Selatan)
DIPLOMASI W ARGA NEGARA DALAM RESOLUSI KONFLIK
(Studi ten tang Diplomasi Warga Negara Indonesia yang Dilakukan oleh Nahdlatul UIama
melalui Proses Mediasi dalam Upaya Resolusi Konflik Thailand Selatan)
Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi misi diplomasi warga
negara yang melibatkan pelaku nonnegara (non-state actor), dalam hal ini Nahdlatul
Ulama, dalam upayanya membantu memediasi penyelesaian konflik di Thailand Selatan.
Penelitian mengkaji aspek-aspek yang berpengaruh terhadap efektivitas misi diplomasi
warga negara, termasuk aspek pengaruh kehadiran institusi negara dalam konteks ini.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan paradigma
konstruktivis. Penggunaan pendekatan paradigma konstruktivis didasari pertimbangan
bahwa pemahaman atas isu yang diteliti terfokus pada cara pandang pihak-pihak yang
menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian dalam konteks ini adalah anggota delegasi
Nahdlatul Ulama yang terlibat dalam misi mediasi konflik Thailand Selatan, dan subyekÂ
subyek penelitian lainnya yang mengikuti, baik secara langsung maupun tidak langsung,
proses pelaksanaan misi diplomasi Nahdlatul Ulama di Thailand. Objek penelitiannya
adalah menyangkut pemahaman peranan diplomasi warga negara (citizen diplomacy)
dalam resolusi konflik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik wawancara mendalam (in-depth interview) berbasis sampling bola salju (snowball
sampling) yang memberikan peluang kepada peneliti untuk dihubungkannya dengan
informan-informan lain yang memahami persoalan konflik di Thailand Selatan termasuk
peran yang dimainkan oleh Nahdlatul Ulama dalam konteks ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah konflik Thailand Selatan terkait
erat dengan warisan sejarah masa lalu dan pengaruh dinamika perkembangan situasi
domestik dan internasional. Pengaruh warisan sejarah masa lalu terhadap perkembangan
situasi konflik di wilayah Thailand tidak dapat dinafikan dalam konteks ini. Aneksasi
wilayah Kesultanan Patani oleh Kerajaan Siam mewariskan dikotomi etnis, budaya dan
agama yang rent an konflik. Situasi rentan konflik sebagai dampak pengaruh warisan
sejarah tersebut diperburuk lagi dengan pengaruh dinamika situasi internal wilayah
konflik seperti kebijakan pemerintah yang kontroversial dan pengaruh dinamika situasi
internasional seperti fenomena radikalisme dan terorisme. Sebagai upaya membantu
penyelesaian konflik di Thailand Selatan, Nahdlatul Ulama atas undangan Pemerintah
Thailand turut berperan aktif dalam membangun saluran komunikasi antara pihak-pihak
pemangku kepentingan terkait konflik Patani melalui mekanisme misi diplomasi warga
negara. Kedudukan Nahdlatul Ulama sebagai lembaga organisasi masyarakat madani
yang moderat dan berhaluan Ahlussunna wal Jama 'ab menjadi dasar pertimbangan
Pemerintah Thailand untuk melibatkannya dalam membantu menjembatani komunikasi
dengan warga masyarakat Melayu Muslim Patani. Persamaan tradisi dan kultur dengan
masyarakat Melayu Muslim Patani bukan merupakan satu-satunya elemen yang berperan
membantu keberhasilan misi diplomasi Nahdlatul Ulama di Thailand. Namun, hal
tersebut masih memerlukan dukungan aktor negara sebagai pemeran pemberi trust dan
guarantee bagi tercapainya kesepakatan yang kredibel dan bersifat mengikat yang
dihormati masing-masing pihak yang menjadi subyek mediasi.
VI
No copy data
No other version available