Strategi kerjasama antara daerah dalam pengelolaan sumber air di perusahaan air minum tirtawening kota Bandung
Kemiskinan merupakan realitas sosial cukup serius dihadapi bangsa
Indonesia sampai sekarang, termasuk di Sumatera Barat. Pada awalnya ban yak
kalangan yang tidak meyakini tingginya angka kemiskinan di Sumatera Barat
yang terkenal dengan budaya Minangkabau, dengan sistem kekerabatan
matrilineal dalam bentuk keluarga luas. Setelah melihat kenyataan yang ada,
berbagai pihak menganggap perlu dicarikan solusi pengentasan kemiskinan ini
yang berbasis nagari, sejalan dengan kebijakan yang telah diambil pemerintah
provinsi Sumatera Barat dengan program kembali ke nagari. Pertanyaan penelitian
yang diajukan adalah: bagaimana model pengentasan kemiskinan berbasis nagari
di Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan : (I) Menggali akar munculnya proses kemiskinan
dan penyebab langgengnya kemiskinan di masyarakat nagari Pariangan;
(2)Menganalisis sejauhrnana kelembagaan nagari berfungsi meningkatkan
ekonomi anak nagari; (3) Merumuskan model pemberdayaan masyarakat miskin
yang berkelanjutan berbasis kondidi institusi nagari saat ini. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif, mengambil kasus di Nagari
Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Data dikumpulkan dengan menggunakan
. teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk
memperoleh kelengkapan dan ketepatan analisis dilakukan diskusi terfokus atau
Focuse Group Discussion (FGD).
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab langgengnya kemiskinan di
Nagari Pariangan sangat beragam, tidak sama antara satu keluarga dengan yang
lainnya. Diantara penyebab tersebut adalah kekurangan lahan untuk pertanian,
program pengentasan kemiskinan belum tepat sasaran, akibat gaya hidup yang
tidak hemat, masih ada anggota keluarga yang malas, masih tingginya budaya
korupsi dalam masyarakat, semua hal tersebut menyebabkan masalah kemiskinan
tidak kunjung terselesaikan di nagari. Banyak kelembagaan yang ada di nagari,
baik lembaga formal maupun informal, secara ideal memiliki tugas dan fungsi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di nagari, nainun hal itu belum berjalan.
Program pengentasan kemiskinan di nagari lebih banyak dilakukan orang luar,
bukan inisiatif dari masyarakat nagari sendiri, sehingga program pengentasan
kemiskinan belum berjalan efektif. Agar program pengentasan kemiskinan
berjalan berkelanjutan dengan visi pemberdayaan, perlu membentuk Badan
Pengentasan Kemiskinan Berbasis Nagari (BPKN) di tingkat jorong, dikoordinir
oleh bidang kesra pemerintah nagari dan didukung oleh komponen yang selama
ini berpotensi mendukung program pengentasan kemiskinan di nagari, seperti
perantau, kelembagaan di nagari, badan amil zakat dan pemerintah daerah. Badan
ini menjadi tujuan antara setiap pihak yang melaksanakan program pengentasan
kemiskinan di nagari.
No copy data
No other version available