Manajemen Komunikasi Personel Satuan Polisi Pamong Praja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami manajemen komunikasi personel Satpol PP DK1 Jakarta dalam menegakkan Perda. Fokus penelitian ini untuk mengetahui: (1) Pemaknaan komunikasi personel Satpol PP (2) Pengelolaan komunikasi sesama personel Satpol PP; (3) Pengelolaan komunikasi personel Satpol PP dengan pihak terkait.
Paradigma penelitian adalah konstruktivis, metode penelitian fenomenologi. Pengumpulan data melalui wawancara. Subjek penelitian adalah 16 orang personel Satpol PP. Teori pendukung adalah Teori Fenomenologi, Teori Konstruksi Sosial, Teori Interaksionisme Simbolik, Teori Dramaturgi, dan Teori Konvergensi Simbolik.
Hasil penelitian, pemaknaan diri berkaitan dengan motivasi menjadi personel Satpol PP adalah bekerja. Sedangkan konsep diri Personel Satpol PP adalah bangga dan senang. Adapun pemaknaan tugas Satpol PP adalah penegak Perda, tugas mulia, namun berat penuh resiko. Pemaknaan komunikasi dalam menjalankan tugas, yaitu komunikasi inti dalam menjalankan tugas, dan instrumen penyampaikan pesan Perth kepada masyarakat. Pemaknaan komunikasi penertiban dengan pendekatan koersif, adalah respon dan opsi terakhir. Sementara, pemaknaan komunikasi dengan pendekatan persuasif adalah dialog, bicara baik dan santun tapi tetap tegas, dan pendekatan yang baik tapi di lapangan tidak mudah.
Pengelolaan komunikasi dengan sesama personel Satpol PP secara verbal
berkaitan dengan pembicaraan menjaga sikap waktu bertugas, strategi penertiban dan rasa sating peduli. Pengelolaan komunikasi nonverbal dalam kelompok berkaitan dengan senyuman, pandangan, menepuk punggung, pakaian preman, simbol berupa rekayasan kebakaran-kebakaran kecil, pengaturan jarak, dan bahasa sandi. Sedangkan pengelolaan komunikasi penertiban sebelum peristiwa Priok, adalah tentang strategi penertiban, support dan motivasi_ Pengelolaan komunikasi penertiban setelah peristiwa. Priok, adalah tentang strategi penertiban dan sikap masyarakat.
Pengelolaan komunikasi personel Satpol PP dengan pihak terkait, berkaitan
dengan komunikasi penertiban sebelum peristiwa Priok, adalah komunikasi informatif dengan cara yang baik namun tegas. Komunikasi penertiban saat penertiban Priok, komunikasinya kacau (chaos). Sedangkan pengelolaan komunikasi penertiban setelah peristiwa Priok, adalah komunikasi persuasif, komunikasi pencitraan dan dilema komunikasi. Pengelolaan komunikasi pada penertiban PKL, menghimbau dan mengarahkan, mendekati PKL yang satu bahasa daerah, komunikasi dengan tegas dan waspada. Pengelolaan komunikasi penertiban PMKS, komunikasi sesuai kondisi; menghimbau, amankan dulu baru komunikasi. Pengelolaan komunikasi pada penertiban bangunan, komunikasi dengan pihak terkait, komunikasi sesuai prosedur, mengutamakan komunikasi persuasif. Pengelolaan komunikasi penertiban dengan pihak terkait, komunikasikan kegiatan Satpol kepada pihak terkait, komunikasi ke media, LSM dan tokoh masyarakat ranalmya pimpinan.
Kata Kunci: Fenomenologi, Manajemen Komunikasi, Personel Satpol PP
No copy data
No other version available