Pengaruh komunikasi pemasaran terpadu berbasis etika dalam menciptakan nilai pelanggan dan implikasinya terhadap loyalitas pelanggan susu formula bayi di Indonesia
Bayi pada saat lahir akan membutuhkan air susu ibu (ASI) atau susu formula bayi.
Susu formula bayi (khusus untuk bayi mulai dari 0-1 tahun) merupakan industry yang
menarik dan spesifik. Pertumbuhan yang tinggi dan karakteristik pemasaran produk yang
harus mematuhi kode etik dari World Health Organization (WHO) dan Kepmenkes
memberikan proteksi agar bayi mendapatkan ASI. Keputusan pemakaian susu formula
bayi hanya boleh dilakukan oleh orang yang mengetahui kondisi kesehatan bayi yaitu
tenaga kesehatan. WHO mengeluarkan kode etik pemasaran pengganti ASI, dan Menkes
Republik Indonesia memperkuat dengan mengeluarkanKepmenkes 237/IV/MenkesI1997
dan 450/IV/Menkes/ 2004. Persaingan yang tinggi memicu komunikasi pemasaran
terpadu bersaing semakin ketat dengan kreatifitas dan tingkat komitmen yang berbeda
beda pada perusahaan didalam menyikapi "kode etika" yang mengatur. Hal ini menjadi
tidak lebih baik karena kurang ada penegakan didalam etika dan adanya saling
membutuhkan antara pelanggan/tenaga kesehatan sebagai rekomendator dan perusahaan.
Penelitian dilakukan untuk mengkaji komunikasi pemasaran terpadu berbasis
etika dalam menciptakan nilai pelanggan dan dampaknya pad a loyalitas pelanggan pada
susu formula bayi di Indonesia. Survey dilakukan di Jakarta, Surabaya, Makassar dan
sekitamya. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan kajian tentang pengaruh
komunikasi pemasaran terpadu berbasis etika dalam menciptakan nilai pelanggan dan
dampaknya terhadap loyalitas pelanggan. Unit analisisnya adalah tenaga kesehatan yaitu
dokter, dokter anak, bidan dan perawat.
Metode penelitian dilakukan dengan wawancara ke pelaku industry untuk
menggali kedalaman fenomena dalam industry dan dilakukan survey untuk mendapatkan
data primer di tenaga kesehatan. Pengambilan sample dilakukan dengan random
sampling dan stratified random sampling di Jakarta, Surabaya, Makassar dan sekitamya
pada bidan, dokter, dokter anak dan perawat. Hasil pengumpulan data primer dikaji
diolah menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan Lisrel 8.70.
Hasil kajian menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran terpadu berbasis etika
menunjukkan pengaruh positif langsung yang signifikan pada nilai pelanggan dengan
koefisien 0,912 (t hitung 10,29 ~ 1,96). Komunikasi pemasaran terpadu berbasis etika
secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan
(koefisien hanya 0.009 dan t hitung 0.041 :s 1,96). Pengaruh tidak langsung komunikasi
pemasaran terpadu berbasis etika ke loyalitas pelanggan mempunyai koefisien tinggi
0,849 dan secara keseluruhan mempunyai koefisien 0,858 dengan koefisien determinasi
0,882 artinya variable komunikasi pemasran berbasis etika melalui nilai pelanggan
mampu menjelaskan pengaruh pada variable loyalitas pelanggan sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diukur dalam penelitian. Nilai pelanggan
berpengaruh positif langsung secara significant terhadap loyalitas pelanggan dengan
koefisien 0,931 (t hitung 4,075 ~ 1,96).
No copy data
No other version available